Badung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Badung, Bali, mendorong para petani di wilayah tersebut agar terus dapat menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.
"Pemkab Badung bersama dinas terkait akan selalu hadir di tengah- tengah para petani Badung sehingga dapat menghasilkan produksi pertanian yang nilai lebih kedepan," ujar Wakil Bupati Badung I Ketut Suiasa saat penanaman benih padi di lahan Subak Delod Sema, Sading, Badung.
Pada kesempatan itu, Wabup Suiasa meninjau proses penanaman benih padi dengan sistem tanam legowo menggunakan alat Transplanter yang merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan kondisi penanaman yang seragam.
"Kami hadir di tengah-tengah para petani yang menanam bibit padi di Subak Delod Sema Sading dengan menggunakan teknologi modern Transplanter, ini sangat menolong petani karena teknologi ini sangat efisiensi dari segi waktu dan tenaga," katanya.
Baca juga: Pemkab Badung motivasi generasi muda untuk geluti pertanian
Wabup Ketut Suiasa menjelaskan, dengan teknologi itu, satu mesin bisa menggantikan 20 orang apabila dikerjakan secara manual dan juga sistem penanamannya terlihat lebih rapi dan teratur.
Nantinya, pihaknya ingin petani lain di Badung juga bisa menggunakan teknologi secara bertahap sehingga Badung memiliki banyak petani yang unggul untuk mewujudkan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
"Saya berharap nantinya dengan ditanamnya bibit padi dengan sistem ini hasil pertanian yang didapatkan mampu meningkatkan perekonomian dari para petani," ungkanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung, I Wayan Wijana menjelaskan, sistem tanam legowo merupakan cara tanam padi sawah dengan pola beberapa barisan tanaman yang diselingi satu barisan kosong.
Baca juga: DPRD Bali terima Komunitas Cinta Pertanian Indonesia
Tanaman yang seharusnya ditanam pada barisan yang kosong dipindahkan sebagai tanaman sisipan di dalam barisan, dengan menerapkan sistem tanam padi jajar legowo adalah untuk mempermudah proses pengendalian hama penyakit serta penyiangan gula dan tidak mengurangi hasil produksi.
"Sistem ini memiliki kelebihan jumlah populasi tanaman meningkat, memudahkan perawatan dan pemeliharaan, menekan serangan hama dan penyakit, hemat biaya pemupukan dan meningkatkan produksi dan kualitas gabah," ujarnya.