Denpasar (Antara Bali) - Umat Hindu di Kota Denpasar dan sekitarnya menggelar ritual penyucian diri atau "Banyupinaruh" dengan melaksanakan persembahyangan dan mandi di pantai sejak matahari baru terbit.
Mereka memadati beberapa pantai di antaranya Pantai Sanur, Pantai Padang Galak dan Pantai Sindhu, semuanya di kawasan Sanur, delapan kilometer timur Denpasar.
Ritual itu digelar serangkaian Hari Raya Saraswati, hari lahirnya lmu pengetahuan yang dilaksanakan Sabtu (16/6).
"Banyupinaruh itu secara simbolis dilakukan dengan menyucikan diri di pantai, sungai, danau, atau sumber mata air lainnya dan diharapkan dengan penyucian itu bisa menimba ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya usai diturunkan pada Hari Raya Saraswati," kata Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Sudiana, di Denpasar.
Kata "Banyupinaruh" berasal dari kata "banyu" yang berarti air dan "pinaruh" atau "pengawruh" yang berarti ilmu pengetahuan yang sangat vital bagi kehidupan.
Dia mengatakan, bahwa tujuan dari penyucian diri secara badaniah tersebut untuk membentengi diri dari berbagai tantangan kehidupan, namun tetap menerima ilmu pengetahuan yang mengalir tiada henti.
Ungkapan senada juga disampaikan Rektor Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar, Prof Dr I Made Titib, Ph.D mengatakan bahwa "Banyupinaruh" memiliki makna yang sangat dalam bagi manusia khususnya.(DWA/T007)