Denpasar (ANTARA) - Inkubator Bisnis Primakara sukses menyelenggarakan Pitching Night bekerja sama dengan JCI Badung untuk menjembatani startup dengan investor dalam memajukan usaha.
"Seluruh peserta pitching telah melalui proses seleksi dari puluhan proposal yang masuk, akhirnya terpilih lima untuk melakukan pitching di hadapan investor," kata Bagus Putu Wahyu selaku Kepala Inkubator Bisnis Primakara di Denpasar.
Menurut Wahyu, tidak hanya itu, investor juga sangat tertarik dengan pitch peserta, terbukti pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan sangat riil berdasar pengalaman masing-masing investor.
Acara Pitching Night yang digelar secara offline di Level 21 Mall, Denpasar, pada 26 April 2021 dengan menerapkan protokol kesehatan itu diselenggarakan dengan tema "Investor HQ : Ayo Semangat Berkarya" dan juga merupakan rangkaian akhir dari Seminar Serial Ketiga antara Inbis Primakara & JCI Badung.
Investor yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut diantaranya Gde Brawiswara Putra (President of JCI Badung, Founder Online D7), Rico Tampenawas, (Entrepreneur, Investor, CEO EazyProperty), Yeheskiel Zebua (Rocket Marketing), Angga Primadana (Kaya Factory).
Baca juga: Prof Dasi Astawa berbagi "Kampus Idola" di STMIK Primakara
President of JCI Badung Gede Brawiswara mengucapkan terima kasih kepada STMIK Primakara atas kolaborasi yang terselenggara. "Acara Pitching Night ke depan akan menjadi agenda rutin JCI Badung Bali untuk membantu para pengembang startup dan para milenial yang sedang merintis usahanya," ujar Brawiswara.
Acara Pithching Night pada 26 April lalu merupakan kegiatan kedua, Pitching Night pertama sudah berhasil mengantarkan 1 startup yang kebetulan dari STMIK Primakara memperoleh investasi. "STMIK Primakara sangat konsisten dalam membina para pengembang startup," tandasnya.
Kepala Pusat Inovasi Primakara, I Gede Juliana Eka Putra, yang juga hadir sangat mengapresiasi semangat peserta pitching karena peserta tidak hanya berasal dari Bali, namun juga berasal dari Jawa Tengah & Jawa Timur.
"Harapan saya kegiatan yang kami selenggarakan ini mampu menyerap lebih banyak peserta dari luar Bali agar ekosistem startup tercipta dan menjadi tempat ideal lahirnya startup-startup baru," ujar Juliana.
Baca juga: STMIK Primakara Denpasar ciptakan mesin pemeriksaan protokol kesehatan
Ketua STMIK Primakara, I Made Artana berharap acara tersebut dapat terus berlanjut dan terlaksana secara berkelanjutan sehingga dapat mendukung tumbuh kembang startup di Bali & Indonesia.
"Acara ini merupakan wujud komitmen STMIK Primakara untuk penguatan ekosistem startup di Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya," kata Artana.
Selain itu, peserta pitch yang hadir juga mampu menjelaskan bisnisnya dengan baik terbukti beberapa investor tertarik untuk berinvestasi. Misalnya Angga Primadana menyatakan ketertarikannya pada Maggot Indonesia dan Yehezkiel Zebua tertarik untuk invest di Safaga Indocrew Service.
Investor yang hadir yaitu Rico Tampenawas senang melihat banyak sekali talenta-talenta yang ada di Bali dan memiliki semangat untuk menyelesaikan permasalahan masyarakat sekaligus menghasilkan pundi-pundi bagi foundernya. "Bali dan Indonesia masih banyak membutuhkan talenta muda seperti ini," katanya.
Bertabur prestasi
Sebagai kampus IT ternama di Bali yang usianya yang baru 7 tahun STMIK Primakara yang dikenal sebagai Technopreneurship Campus ini telah menorehkan segudang prestasi.
Pertama, reakreditasi sudah dilakukan dengan hasil yang cukup membanggakan bagi kampus yang masih berusia belia ini yakni dengan hasil akreditasi institusi dengan nilai B dan akreditasi seluruh program studi (prodi) meraih nilai B pula.
Peringkat kampus yang dikenal sebagai Technopreneurship Campus ini di tingkat nasional juga cukup membanggakan dan meningkat dari tahun ke tahun.
Di tahun 2019 STMIK Primakara berada di peringkat 256 nasional dan melesat jauh ke peringkat 170 nasional di tahun 2020. Untuk di Bali sendiri STMIK Primakara masuk peringkat 5 dalam hal peringkat perguruan tinggi swasta (PTS).
Target dalam beberapa tahun ke depan STMIK Primaka masuk 100 besar nasional. Tentu juga kampus ini berharap bisa peringkat satu di Bali.
STMIK Primakara juga terus melakukan transformasi meningkatkan kualitas layanan pendidikan dan memenuhi berbagai standar internasional serta meneguhkan diri sebagai salah satu Kampus IT ternama di Indonesia.
Pandemi Covid-19 yang tengah melanda juga tidak menghalangi STMIK Primakara untuk meraih prestasi yang dibuktikan dengan mengantongi dua sertifikat ISO yakni ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018 yang diraih di akhir tahun 2020.
ISO 9001:2015 merupakan sertifikasi internasional untuk sistem manajemen mutu. Tujuan dari ISO 9001:2015 untuk meningkatkan standar mutu di STMIK Primakara agar dapat meningkatkan kepuasan baik kepuasan stakeholder maupun pihak berkepentingan.
Sementara ISO 21001:2018 merupakan sertifikasi internasional untuk sektor Pendidikan. Tujuan dari ISO 21001:2018 ini adalah untuk memberikan dan meningkatkan mutu, kualitas, layanan pendidikan, serta output di STMIK Primakara.
"STMIK Primakara satu-satunya kampus di Bali yang punya dua ISO ini. Bagi kampus yang baru berusia 7 tahun rasanya susah mencapai dua ISO ini tapi dengan kerja keras prestasi ini bisa kami capai," kata Artana.
Eksistensi dan prestasi STMIK Primakara makin lengkap dengan menyabet dua kategori penghargaan dari LLDIKTI Wilayah VIII di penghujung tahun 2020. STMIK Primakara dinobatkan dan dianugerahkan sebagai PTS dengan Inovasi terbanyak dan PTS PD Dikti (Pangkalan Data Pendidikan Tinggi) terbaik.
Inkubator Bisnis Primakara-JCI Badung sukses jembatani startup dengan investor
Jumat, 30 April 2021 20:42 WIB