Ada pepatah Tiongkok yang berkata, "Gunung dan lautan pun tidak dapat memisahkan orang dengan tujuan dan visi yang sama". Hubungan persahabatan masyarakat Tiongkok dan Indonesia terjalin melintasi lautan dan menjadi semakin erat seiring berjalannya waktu.
Pada awal abad ke-15 zaman Dinasti Ming, Laksamana Tiongkok Cheng Ho berlayar tujuh kali mengarungi samudera dan singgah di berbagai daerah di Indonesia, membangun persahabatan dan hubungan perdagangan dengan penduduk setempat. Kisah cinta antara gadis Tiongkok Kang Cing Wie dan Raja Bali Sri Jaya Pangus beredar luas di Bali dan menjadi bukti hubungan persahabatan Tiongkok dan Indonesia.
Memasuki zaman modern, masyarakat kedua negara kita saling bersimpati dan mendukung dalam perjuangan kemerdekaan bangsa. Indonesia merupakan salah satu negara pertama yang menjalin hubungan diplomatik dengan Republik Rakyat Tiongkok. Pada tahun 1955, Tiongkok-Indonesia serta negara-negara Asia Afrika lainnya mencetuskan "Semangat Bandung" yang berpusat pada prinsip berdampingan secara damai dan mencari titik temu, sekaligus menjaga perbedaan. "Semangat Bandung" yang berkelanjutan sampai saat ini, telah menjadi pedoman penting dalam hubungan antar negara.
Memasuki abad baru, perkembangan hubungan Tiongkok-Indonesia telah mencapai lompatan besar. Kemitraan strategis Tiongkok-Indonesia didirikan pada tahun 2005 dan ditingkatkan menjadi kemitraan strategis komprehensif pada tahun 2013. Hubungan bilateral memasuki jalur cepat. Bagi Indonesia, Tiongkok telah menjadi mitra dagang terbesar, negara asal investasi terbesar kedua, tujuan studi terbesar kedua, dan sumber turis asing utama. Kerjasama proyek strategis seperti kereta cepat Jakarta-Bandung dan "Koridor Ekonomi Komprehensif Regional" terus berjalan.
Pada tahun 2020, volume perdagangan bilateral mencapai 78,37 miliar dolar AS. Diantaranya, impor Tiongkok dari Indonesia meningkat 10,13 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan investasi langsung Tiongkok di Indonesia mencapai 1,83 miliar dolar AS atau meningkat 72,9 persen. Pertukaran persahabatan dan kerjasama pragmatis antara Tiongkok dan Indonesia di berbagai bidang semakin mendalam, yang telah membawa manfaat nyata bagi kedua negara dan masyarakat kita.
Sejak pandemi COVID-19 terjadi, Tiongkok dan Indonesia bahu-menbahu saling membantu. Kerjasama Tiongkok-Indonesia menjadi teladan bagi komunitas internasional dalam hal mengatasi tantangan ini dan tentu saja menambah makna baru dalam persahabatan kedua negara kita. Kita saling mendukung dalam pengadaan peralatan medis, berbagi pengalaman pencegahan dan pengobatan, dan secara aktif mempromosikan kerjasama dalam pengadaan dan produksi vaksin.
Dengan keterbatasan pasokan vaksin dalam negeri, Tiongkok tetap mengekspor 5 batch vaksin dengan total 3 juta dosis vaksin jadi dan lebih dari 34 juta dosis bahan baku vaksin ke Indonesia. Tiongkok juga mendukung Indonesia untuk membangun pusat produksi vaksin Asia Tenggara. Selain itu, Tiongkok juga sedang berdiskusi dengan Indonesia dalam saling mengakui kode kesehatan agar mempermudah perpindahan orang antara kedua negara kita.
Perkembangan hubungan bilateral Tiongkok-Indonesia juga telah menciptakan peluang luas untuk kerjasama antara Tiongkok dengan Bali, NTB dan NTT. Jumlah wisatawan Tiongkok yang mengunjungi Bali meningkat dari 500 ribu lebih pada tahun 2015 menjadi lebih dari 1,3 juta pada tahun 2017. Sejak 2017, wisatawan Tiongkok telah menjadi sumber wisatawan asing utama di Bali selama tiga tahun berturut-turut.
Provinsi Yunnan, Hainan, Ningxia, kota Luohe, juga telah mendirikan hubungan provinsi persahabatan atau kota persahabatan dengan Bali dan NTB, yang terus meningkatkan kerjasama dan pertukaran kedua negara di tingkat daerah. Komunikasi dan kunjungan delegasi perguruan tinggi, media, agama, pariwisata yang semakin meningkat, menambah pemahaman dan persahabatan masyarakat kedua negara.
Dalam hal perdagangan dan investasi, China Huadian Group, China State Construction, China Energy Engineering Group Yunnan Thermal Power Construction Company dan sebagainya secara aktif berpartisipasi dalam pembangunan Bali, NTB, NTT di berbagai sektor, yang telah mendorong perkembangan ekonomi setempat serta meningkatkan mata pencaharian masyarakat.
Belum lama ini, saya menghadiri acara peresmian Tourism Confucius Institute Universitas Udayana, salah satu hasil kerjasama antara Unud dan Universitas Nanchang serta Universitas Pendidikan Nanchang. Dalam waktu dekat, saya juga akan beraudiensi dengan pimpinan pemerintah Provinsi Bali, NTB, dan NTT untuk membahas potensi kerjasama kedua pihak kita. Kerjasama tersebut merupakan lambang nyata dari persahabatan kedua negara kita yang terus mendalam, dan tentu akan menjadi sumber pendorong untuk meningkatkan kerjasama kita kedepan.
Tiongkok dan Indonesia sama-sama merupakan negara berkembang dan negara emerging market. Kedua belah pihak memiliki kepentingan sama dan visi misi yang mirip dalam pembangunan negara. Meningkatkan komunikasi strategis dan memperdalam kerjasama yang saling menguntungkan tidak hanya sangat penting bagi perkembangan kedua negara kita, tetapi juga akan memberi dampak positif bagi kawasan dan dunia.
Kami bersedia bersama dengan pihak Indonesia untuk menindaklanjuti panduan serta arahan kepala negara dari kedua negara kita, untuk terus memperdalam keselarasan strategi pembangunan, memperkuat kerjasama pragmatis, menjunjung tinggi multilateralisme, serta memperkuat koordinasi kita dalam urusan regional maupun internasional, sehingga pada masa pasca-epidemi ini, kita dapat berkontribusi positif bagi kemakmuran dan perdamaian di Asia maupun dunia.
Melihat ke masa lalu, kami sangat bangga dengan hasil kerjasama yang diraih oleh Tiongkok dan Indonesia. Memandang masa depan, kami yakin dengan prospek cerah hubungan bilateral kedua negara. Tahun ini menandai tahun pertama dari "Rencana Lima Tahun ke-14" Tiongkok yang juga merupakan titik awal dari perjalanan baru Tiongkok untuk membangun negara sosialis modern secara menyeluruh. KJRRT di Denpasar bersedia bergandengan tangan dengan teman-teman di Bali, NTB dan NTT untuk terus memperdalam kerjasama dan pertukaran Tiongkok-Indonesia, bersama-sama menciptakan babak baru hubungan persahabatan antara kedua negara sehingga membawa lebih banyak manfaat bagi kedua negara dan juga masyarakat kita.
*) Penulis adalah Konsul Jenderal RRT di Denpasar