Menjelang dibukanya kembali proses belajar mengajar atau sekolah tatap muka, Bupati Gianyar I Made Mahayastra melakukan penyegaran atau mutasi kepala sekolah SMP Negeri di Gianyar.
"Saya berharap saudara-saudara sekalian bisa membuktikan diri, bahwa memang pantas dan layak diangkat sebagai kepala sekolah,"\ kata Bupati Mahayastra
dalam keterangan pers Diskominfo Gianyar, Rabu.
Baca juga: Guru Besar Undiksha Singaraja kritisi proses pendidikan saat COVID-19
Penyerahan SK mutasi digelar di ruang sidang utama kantor kantor bupati dihadiri pula Sekda Kabupaten Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan (Asisten II) Setda Kab Gianyar, I Made Suradnya, Kepala Dinas BKPSDM Kabupaten Gianyar I Wayan Wirasa, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar I Wayan Sadra.
"Saya berharap saudara-saudara sekalian bisa membuktikan diri, bahwa memang pantas dan layak diangkat sebagai kepala sekolah,"\ kata Bupati Mahayastra
dalam keterangan pers Diskominfo Gianyar, Rabu.
Baca juga: Guru Besar Undiksha Singaraja kritisi proses pendidikan saat COVID-19
Penyerahan SK mutasi digelar di ruang sidang utama kantor kantor bupati dihadiri pula Sekda Kabupaten Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, Asisten Administrasi Ekonomi dan Pembangunan (Asisten II) Setda Kab Gianyar, I Made Suradnya, Kepala Dinas BKPSDM Kabupaten Gianyar I Wayan Wirasa, dan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gianyar I Wayan Sadra.
"Mutasi ini diadakan karena memang ada beberapa kepala sekolah yang masa jabatannya melewati batas waktu menurut aturan yang berlaku, ada kepala sekolah yang sudah pensiun, juga untuk penyegaran," ujar Bupati Mahayastra.
Kebijakan penyegaran kepala sekolah ini berkaitan dengan dibukanya kembali proses belajar mengajar (PBM) tatap muka, mampu menyegarkan suasana sekolah. Serta diharapkan kepada kepala sekolah bisa membuktikan diri, bahwa memang pantas dan layak diangkat sebagai kepala sekolah demi memajukan pendidikan di Kabupaten Gianyar,
Kebijakan penyegaran kepala sekolah ini berkaitan dengan dibukanya kembali proses belajar mengajar (PBM) tatap muka, mampu menyegarkan suasana sekolah. Serta diharapkan kepada kepala sekolah bisa membuktikan diri, bahwa memang pantas dan layak diangkat sebagai kepala sekolah demi memajukan pendidikan di Kabupaten Gianyar,
Bupati Mahayastra juga mengatakan diangkat sebagai kepala sekolah hari ini adalah yang terbaik, sehingga harus bisa memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin besar dan kompleks terhadap perkembangan pendidikan khususnya di masa pandemi saat ini.
Baca juga: Selama COVID-19, belasan pelajar Gianyar-Bali akses wifi gratis di rumah makan (video)
Baca juga: Selama COVID-19, belasan pelajar Gianyar-Bali akses wifi gratis di rumah makan (video)
Bupati Mahayastra menambahkan bahwa tanggung jawab bukan saja kepada diri sendiri, pemerintah, bangsa dan negara, namun yang lebih utama adalah kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Tugas yang diemban mengandung tanggung jawab yang besar, dan merupakan sebuah kepercayaan yang harus dilaksanakan serta jadikanlah tanggung jawab ini sebagai ajang untuk menunjukkan dan membuktikan kemampuan kerja yang terbaik,” katanya.
I Wayan Mawa, yang kini ditugaskan sebagai Kepala Sekolah SMPN 1 Gianyar menggantikan Dewa Bawa berharap dirinya bisa mengembangkan sekolah yang dipimp\in dirinya sekarang, bisa meningkatkan sekolahnya dari sisi akademik dan non akademik.
Selain itu yang menjadi sasaran dirinya adalah pengembangan pendidikan karakter anak karena merupakan modal tatkala anak terjun bermasyarakat menjalani kehidupan yang sebenarnya. Serta untuk terobosan yang akan dilakukan di masa pandemi, dirinya ingin membuat klinik mapel, dimana anak-anak bisa berdiskusi dengan guru atau dengan tutor sebayanya mengenai mata pelajaran sehingga apa yang mereka butuhkan akan bisa mereka dapatkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu yang menjadi sasaran dirinya adalah pengembangan pendidikan karakter anak karena merupakan modal tatkala anak terjun bermasyarakat menjalani kehidupan yang sebenarnya. Serta untuk terobosan yang akan dilakukan di masa pandemi, dirinya ingin membuat klinik mapel, dimana anak-anak bisa berdiskusi dengan guru atau dengan tutor sebayanya mengenai mata pelajaran sehingga apa yang mereka butuhkan akan bisa mereka dapatkan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Untuk proses belajar mengajar, akan dibatasi maksimal 18 orang siswa dengan jarak 1,5 meter antar siswa, dengan pembagian waktu per-shift maksimal 2 jam tanpa ada istirahat. Setelah proses belajar selama 2 jam, siswa akan langsung dipulangkan. Kemudian akan dilanjutkan shift berikutnya.\