Denpasar (Antara Bali) - Ketua Dewan Pendidikan Kota Denpasar Dr Ir Putu Rumawan Salain mengharapkan jangan sampai siswa tamatan dari sekolah yang menyandang label rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) menjadi generasi-generasi bermental priyayi.
"Sejauh ini saya melihat dalam praktiknya, para siswa yang bersekolah di sana masih didominasi oleh anak-anak yang berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah ke atas. Walaupun demikian, tentu tidak boleh melupakan landasan sosiologis, tidak boleh ada diskriminasi," katanya di Denpasar, Senin.
RSBI, lanjut dia, sebagai sekolah yang diharapkan dapat mencetak generasi-generasi unggul, hendaknya tidak menelurkan para anak bangsa yang bermental priyayi. "Ke depan agar tetap ada terobosan subsidi silang bagi siswa-siswi cerdas yang berasal dari golongan tidak mampu," ucapnya.
Ia tidak menafikan jika pada RSBI banyak keunggulan, baik itu dari kualitas guru, sarana dan prasarana pendukung hingga kurikulum yang mengarah pada pendidikan internasional. Namun harapnya, di tengah mengejar kualitas internasional, jangan sampai pendidik melupakan kearifan lokal yang ada.
Di sisi lain, menurut dia, penting dilakukan evaluasi keberadaan label RSBI, apalagi di luar Bali ternyata masih ada siswa yang tidak lulus dalam ujian nasional.
"Yang namanya sekolah dengan label RSBI sesungguhnya kan sudah dirancang dan proses pembelajarannya dibuat sedemikian rupa serta banyak mendapatkan keistimewaan. Jadi terasa aneh kalau sampai ada siswanya yang tidak lulus. Terus apa bedanya dengan sekolah-sekolah negeri yang lain kalau seperti itu? Padahal di RSBI cenderung dibuat eksklusif," ujarnya.
Rumawan tidak memungkiri khusus untuk sekolah di Bali yang berlabel RSBI, memang telah dapat ditunjukkan bukti nyata dapat menghasilkan lulusan-lulusan yang berprestasi di tingkat nasional maupun internasional.(LHS/T007)