Denpasar (Antara Bali) - Seorang maestro pelukis I Nyoman Gunarsa menilai, seni lukis klasik Bali yang selama ini menjadi koleksi museum mancanegara merupakan seni akademik kuno, karena memiliki aturan-aturan baku dalam proses penciptaannya.
"Aturan-aturan baku dalam seni lukis klasik itu antara lain yang wondo, yakni ukuran badan, tangan, kaki dan wajah yang semuanya memiliki karakter," kata Gunarsa yang juga pendiri dan pengelola Museum Seni Lukis Klasik Bali di Denpasar, Senin.
Demikian pula dalam proses pewarnaan, nilai-nilai simbolik hingga sekarang tetap menjadi aturan yang dipatuhi seorang seniman yang menekuni aktivitas sebagai seniman lukis klasik Bali.
Ia mengatakan, penguasaan ruang dengan bidang-bidangnya, meskipun ilmu perspektif secara kasat mata tidak dipraktikkan seperti halnya relief-relief Mesir kuno dari ribuan tahun sebelum masehi.
"Yang membedakan peran tokoh, tingkat kekuasaan, simbol dan atribut setiap tokoh, adalah warna yang penuh filosofis yang dijabarkan dalam karya kanvas tersebut," ujar Gunarsa yang merintis kegiatan internasional Festival Bali Bangun yang menampilkan sejumlah karya seni lukis klasik Bali yang selama ini menjadi koleksi museum di tujuh negara.(LHS/IGT/T007)
Seni Akademik Dari Lukisan Klasik Bali
Senin, 28 Mei 2012 13:40 WIB