Solo (Antara Bali) - Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Surakarta mengambil langkah untuk mengatasi faktor penyebab kenaikan harga beras, yaitu melalui produksi dan stok serta distribusi dan ekspektasi.
"Hal itu semua dilakukan untuk menjaga kesetabilan harga agar tidak terjadi inflasi," kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Solo Deputi Derektur Doni P. Joewono di Solo, Sabtu.
Untuk mengatasi serangan hama wereng, kata dia, TPID Kota Surakarta merumuskan rekomendasi eradikasi kepada Pemda se-Solo Raya, yaitu memutus siklus hidup wereng dengan pemusnahan padi yang terserang wereng dan menghentikan penanaman padi untuk sementara dengan mengganti dengan tanaman lain, misalnya, palawija.
Menurut dia, hasilnya luas lahan puso menjadi berkurang, seperti di Klaten luas lahan puso pada semester II tahun 2011 berkurang 36,05 persen atau lebih baik dari semester I tahun 2011 yang lahan puso meningkat 68,98 persen.
Selain itu, kata dia, penurunan produksi padi juga dapat diminimalkan dari sebesar 32,54 persen pada semester I tahun 2011 menjadi 29,58 persen pada semester II tahun 2011.
Ia mengatakan, meskipun TPID dibentuk dengan Keputusan Wali Kota Surakarta, TPID tetap berkoordinasi dengan pemerintah daerah lain di sekitarnya yang merupakan daerah pemasok bahan pangan di Kota Surakarta, termasuk dengan Dinas Pertanian se-Solo Raya dalam hal produksi maupun eradikasi (pemusnahan total bagian tanaman sampai ke akarnya).
Pihaknya juga melibatkan ahli pertanian untuk meningkatkan produktivitas lahan dan produksi padi. Penyerapan gabah/beras petani oleh Bulog sebagai insentif untuk memotivasi petani dalam menanam padi.
Untuk mengatasi alih fungsi lahan pertanian, lanjut dia, TPID merekomendasikan perlunya Peraturan Daerah (Perda) tentang Lahan Sawah Lestari.(*/DWA)
TPID Cegah Kenaikan Harga Beras
Sabtu, 19 Mei 2012 9:54 WIB