Karangasem (ANTARA) - Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Soerjanto Tjahjono menekankan permasalahan tanggap darurat dalam pengoperasian di setiap kapal dan pelabuhan di wilayah Indonesia perlu ditangani secara khusus.
"Masalah tanggap darurat, di semua pelabuhan misalnya ada kasus dompet hilang, HP hilang setelah sampai di darat, siapa yang akan nanggung. Nah itu biar nantinya ada yang bertanggung jawab sampai di darat, Jangan sampai ada yang terlantar. Itu berlaku bagi semua pelabuhan, kecuali bandara yang sudah punya peraturan langsung," kata Soerjanto Tjahjono saat ditemui di Pelabuhan Padangbai, Karangasem Bali, Senin.
Ia mengatakan permasalahan tanggap darurat dalam setiap pengoperasian kapal itu perlu ditekankan, difokuskan sebagai bentuk rekomendasi keselamatan, tidak hanya bagi kru kapal tapi juga penumpang.
Sedangkan untuk investigasi terkait kebocoran pada lambung kapal Dharma Rucitra III yang menyebabkan posisi miring sehingga awak kapal dievakuasi, ia menegaskan, sampai saat ini belum diketahui penyebab miringnya kapal itu.
"Ya kemarin ada kapal Dharma Rucitra III setelah kapalnya di-docking kita periksa, problemnya belum ketemu, termasuk di mana bocornya dan lainnya," ucap Ketua KNKT ini.
Selain itu dari hasil investigasi, ia mengungkap, untuk moda pelayaran secara statistik angka kecelakaan transportasi, hampir sama seperti tahun sebelumnya, tidak ada perubahan.
"Moda kereta api menurun, moda jalan secara nasional turun, moda darat itu ada di Tol Cipali karena traffic-nya turun kecelakaannya naik. Sedangkan moda pelayaran masih sama dengan tahun 2018, 2019 dan 2020," katanya.
Soerjanto mengatakan pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi keselamatan untuk kapal dari tahun 2015 sampai 2020, tercatat sekitar 1.700 rekomendasi.