"Dari 34 kapal beroperasi, dua yang docking, dinyatakan laik, tinggal masalah cuaca dan kalau sesuai BMKG tidak memungkinkan berlayar dan enggak bisa bersandar kemudian dari pengelola pelabuhan, dari KSOP minta untuk jangan sandar dulu karena sering terjadi ombak pantai berpengaruh, ya lebih baik jangan sandar," kata Ketua KNKT saat ditemui di Pelabuhan Padangbai Kabupaten Karangasem Bali, Senin.
Ia mengatakan bahwa jika meyakinkan kondisi pelabuhan laik operasi, kapalnya laik operasi, para personel di kapal laik artinya sehat melaksanakan tugasnya.
"Kami juga melihat, jaman dulu keamanan keselamatan yang penting, sekarang sama kesehatan juga. Jadi kita meyakinkan fasilitas screening masalah COVID-19 dilakukan dengan baik. Untuk di Pelabuhan Padangbai dan ada tempat rapid test untuk keberangkatan yang belum ada tempat rapid-nya,"katanya.
Selama pelayaran keselamatan menjadi tanggung jawab semua pihak. Jika penumpang melihat kondisi berbahaya bisa langsung melapor kepada kru kapal dan akan diteruskan ke kapten kapal hingga ke pelabuhan.
"Cuaca dan kondisi gelombang juga berpengaruh terhadap operasi kapal. Kita minta penumpang jangan maksa-maksa, jangan protes kapalnya diam di tengah laut, minta disandarkan kalau dipaksa malah nanti bisa terjadi kecelakaan," kata Ketua KNPT.
Ia menegaskan, standar kelayakan kapal setiap tahunnya tetap sama. "Dinyatakan laik dioperasikan belum tentu laik laut, karena kru dari kapal tersebut harus memperhatikan laik persyaratan cuaca dan laik laut," katanya.
Selain itu, Soerjanto juga menyoroti kewaspadaan penumpang untuk tetap berhati-hati saat berada dalam kapal yang berlayar. "Terkadang bisa saja lagi selfie enggak sadar terlalu ke pinggir malah bisa jatuh atau terjebur,"katanya.