Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali melakukan rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk persiapan penyelenggaraan pembelajaran semester genap tahun ajaran 2020/2021 bagi sekolah setempat di tengah pandemi COVID-19.
Penjabat Sekda Kota Denpasar, I Made Toya di Denpasar, Senin, mengatakan rapat ini sebagai tindak lanjut adanya Surat Keputusan Bersama 4 Menteri Tertanggal 19 Desember 2020 tentang Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran 2020/2021 di Masa Pandemi COVID-19.
"Jika dilakukan pembelajaran para siswa dengan tatap muka harus mengikuti protokol kesehatan yang ketat," katanya.
Penjabat Sekda Made Toya mengatakan mulai diadakannya pembelajaran tatap muka di Kota Denpasar sangat penting untuk melakukan persiapan matang, yakni penerapan protokol kesehatan.
"Jangan gegabah dalam melaksanakannya, terlebih dahulu perlu dilakukan adanya kajian lebih mendalam serta persiapan-persiapan yang matang menjelang dilakukan pembelajaran tatap muka ini. Sebelum benar-benar dilakukan belajar tatap muka harus digelar simulasi yang melibatkan sekolah dan satgas. Selain itu mesti juga melihat data penyebaran COVID-19 di wilayah bersangkutan, misalnya wilayah itu masuk zona hijau, maka boleh digelar simulasi dengan memilih setidaknya satu sekolah dalam menjalankan simulasi," katanya.
Made Toya mengatakan sebelum digelarnya simulasi juga hendaknya menurunkan Satgas COVID-19 untuk mengecek kesiapan simulasi, dengan data siswa yang ikut sudah di masukan sebelumnya agar dapat dipertanggungjawabkan nantinya apabila terjadi hal yang tidak diinginkan. Tentu pelaksanaannya harus secara hati-hati dan sistematis.
Baca juga: Kemendikbud : Sekolah perlu berikan dua opsi pembelajaran
Sementara Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kota Denpasar, I Wayan Gunawan mengatakan dalam simulasi, pihak sekolah mengatur segala sesuatunya dan kepala sekolah memonitor semuanya terkait pelaksanaannya.
"Memang seperti selama ini diwacanakan, pembelajaran tatap muka ini dimulai per Januari 2021, namun tidak harus dipaksakan. Kita juga harus melihat fakta fakta di lapangan nantinya, seperti perkembangan kasus dan kesiapan sekolah dalam menyiapkan sarana dan prasarana protokol kesehatan," ucapnya.
Ia mengatakan pembelajaran tatap muka tidak harus serempak pada Januari tahun depan. Harus dilihat juga kesiapan sekolah dan nantinya akan ditunjuk sekolah yang sudah siap, meskipun hanya satu dua sekolah," kata Gunawan.
Gunawan berharap panduan yang telah disusun bisa dijadikan pedoman, serta pelaksanaanya bisa dilakukan bertahap dari tingkat SMP dan seterusnya.
"Semoga saja sinergi yang baik dari semua pihak dan komponen bisa berjalan dengan baik dan lancar proses belajar mengajar secara tatap muka di tengah pandemi COVID-19," katanya.