Jakarta (ANTARA) - Putri ketiga wakil presiden pertama RI Dr. Drs. H. Mohammad Hatta, Halida Nuriah Hatta, mengingatkan pesan-pesan dari sang proklamator yang menyebutkan bahwa demokrasi asli di dalam keberagaman Indonesia adalah musyawarah.
"Karena kita hidup di dalam masyarakat majemuk, Bung Hatta mengatakan bahwa di dalam Indonesia ini ada satu sistem yang hidup di dalam masyarakat adat kita, yaitu sistem musyawarah. Jadi semuanya itu dimusyawarahkan," kata Halida dalam webinar bertema Ulama-ulama Nasionalis Pendiri Bangsa, Jakarta, Minggu.
Dalam webinar yang diadakan untuk memperingati Hari Pahlawan 2020 itu Halida menyampaikan pesan-pesan pemersatu dari sang pendiri bangsa bahwa musyawarah adalah satu pondasi penting bagi masyarakat Indonesia yang hidup di dalam keberagaman suku, adat, agama dan budaya.
Baca juga: AS bangga bermitra dengan Indonesia promosikan demokrasi
Pondasi dasar itu harus senantiasa diyakini dan dipraktikkan dalam kehidupan berbangsa melalui perwujudan sikap-sikap toleransi, tenggang rasa dan tidak merasa paling benar sendiri.
"Bung hatta mengatakan demokrasi asli di Indonesia adalah musyawarah. Maka ketika kita menjalankan musyawarah berarti bukan benarnya sendiri. Tapi harus melihat kepada lingkungan di dalam masyarakat dan bangsa kita, bahwa kita sudah dari naturenya sudah memperoleh keberagaman dan ini yang harus dijaga dalam satu harmoni," katanya.
Lebih lanjut, Halida mengatakan bahwa dalam tulisannya, Bung Hatta menyebutkan bahwa Islam sebagai agama yang dianut oleh mayoritas masyarakat Indonesia merupakan sebuah agama yang tidak membatasi umatnya dalam urusan akhirat saja, tetapi juga mengatur kehidupan manusia dengan sebaik-baiknya.
"Nah, di dalam mengatur kehidupan di dunia sebaik-baiknya itu tidak berarti menurut kepintaran atau pahamnya sendiri, tapi dengan berilmu atau mengambil ilmu dari mana saja, maka bisa membuat suatu perbandingan dan suatu kebijakan, suatu kebijaksanaan di dalam hati," kata dia mengutip pesan Bung Hatta.
Baca juga: Buku "Populisme Menghacurkan Demokrasi" kritisi politik identitas
Dalam mengatur kehidupan manusia dengan sebaik-baiknya, Islam tidak hanya mengatur ibadah seseorang tetapi juga mengatur sikap hidup manusia itu di dalam pergaulan, terutama dalam pergaulan hidup bermasyarakat yang penuh dengan keberagaman.
"Betapa pentingnya pergaulan untuk bisa menentukan hak dan kewajiban sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara," kata Halida.
Karena itu, Halida mengatakan bahwa Bung Hatta tampaknya akan sedih jika melihat situasi saat ini, di mana ada segelintir orang yang merasa paling beragama di atas orang beragama lainnya, kemudian menyalahkan kelompok-kelompok masyarakat dari suku atau agama lain atau juga menyalahkan saudara seagama.
"Sehingga orientasinya di sini bukan kepada negara kesatuan, tapi memimpikan sebuah negara khilafah. Ini salah besar. Menurut tulisan Bung Hatta, tidaklah ini esensi ajaran islam," demikian kata Halida Hatta.
Untuk itu, di dalam upaya menjaga persatuan dan kesatuan, Halida mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mengutamakan sikap bersaudara sehingga kehidupan berbangsa menjadi lebih damai.