Badung (ANTARA) - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menegaskan bahwa Indonesia belum bisa membuka sektor pariwisata untuk wisatawan mancanegara untuk tahun ini, karena penyebaran COVID-19 masih terjadi.
"Angka penularan COVID-19 tidak seperti provinsi lain, Pemerintah Provinsi Bali masih bisa menangani dengan baik, tapi pariwisata itu tidak hanya Bali," katanya saat mengunjugi objek wisata Pantai Mangiat, Badung, Bali, Rabu siang.
Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan grafik penularan COVID-19 di Bali saat ini sudah menurun, karena itu pintu sektor pariwisata sudah dibuka di Pulau Dewata sejak 31 Juli lalu.
Namun, kesiapan Indonesia secara umum untuk mendatangkan wisatawan mancanegara belum bisa diterapkan pada tahun ini. "Rencana Bali akan kembali membuka pariwisata untuk mancanegara pada 11 September nanti, tidak bisa menjamin, karena tidak hanya Bali. Saat ini, kita masih fokus pada pangsa pasar wisatawan domestik," katanya.
Baca juga: Menko Luhut dorong peran milenial dalam restorasi terumbu karang
Menko Luhut mengaku tidak ingin buru-buru dalam mengambil keputusan pembukaan sektor pariwisata bagi wisatawan mancanegara yang berlaku tidak hanya untuk Bali, tapi berlaku untuk Indonesia.
"Jangan terburu-buru, kita harus hati-hati dan waspada mengambil keputusan. Hal ini bertujuan untuk mencegah klaster baru penularan virus pada pelancong yang datang ke Bali dan Indonesia. Kami mau turis domestik itu 70 persen. Masalah turis asing, kami sampai akhir tahun belum akan terima. Biar konsolidasi dulu," ujarnya.
Sementara itu, Pemerintah Provinsi Bali menyatakan masih menunggu kajian yang lebih komprehensif dan detail terkait dengan rencana untuk membuka pariwisata setempat bagi wisatawan mancanegara mulai 11 September 2020.
"Semua perlu kajian, tidak bisa hanya melihat kita di Bali saja," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati disela-sela menghadiri Upacara Peringatan HUT ke-75 Kemerdekaan RI, di Kantor Gubernur Bali, di Denpasar (17/8/2020).
Baca juga: Kemenparekraf adakan bersih-bersih pantai lewat program "Revitaliasi Bumi"
Menurut Wagub, salah satu alasan yang harus dipertimbangkan dalam membuka pariwisata untuk wisman terkait regulasi maupun kondisi di negara asal wisatawan tersebut. "Kami masih menunggu kajian yang lebih komprehensif dan detail," ucapnya yang juga Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali itu.
video oleh Pande Yudha