Denpasar (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan bersih-bersih pantai lewat program "Revitalisasi Bumi" yang melibatkan masyarakat dalam upaya memulihkan sektor pariwisata, salah satunya difokuskan di Pulau Dewata.
"Alasan Kemenparekraf memilih program ini diawali dari Bali, karena Pulau Bali sebagai ikon pariwisata Indonesia," kata Kepala Subdirektorat Promosi Wisata Minat Khusus Bakat Kemenparekraf, Florida Pardosi, di Tanjung Benoa, Bali, Jumat.
Ia mengatakan pihaknya mengajak masyarakat Bali melakukan gerakan bersih-bersih melalui program "Revitalisasi Bumi" untuk mendatangkan wisatawan di tengah pandemi COVID-19.
Florida menyadari pandemi COVID-19 berdampak pada semua aktivitas sektor pariwisata, sehingga sektor penunjang lainnya pun juga terhenti. Seperti hotel-hotel, restoran dan objek wisata.
"Dengan kegiatan ini diharapkan dapat membangkitkan sektor pariwisata, sehingga geliat perekonomian di Bali bisa pulih lebih cepat," ujarnya.
Baca juga: Kemenparekraf ajak masyarakat sukseskan program "Revitalisasi Bumi"
Ia juga mengingatkan kepada masyarakat harus mengikuti prosedur protokol kesehatan. Hal ini akan memberi keyakinan kepada turis yang datang ke Pulau Dewata merasa lebih aman dan nyaman, terutama terkait kesehatan.
Sementara itu, Lurah Tanjung Benoa, Kabupaten Badung, I Wayan Sudiana menyambut baik program tersebut diselenggarakan di wilayahnya. Sebab Tanjung Benoa terkenal dengan wisata bahari, sehingga diharapkan dapat memangat dan meyakinkan wisatawan untuk datang ke Bali.
"Kami apresiasi gerakan yang dilakukan Kemenparekraf ini. Kedepannya diharapka tidak saja program 'Revitalisasi Bumi' tapi juga program mempromosikan sektor pariwisata, khususnya di Tanjung Benoa, Bali," ujarnya.
Kegiatan "Revitalisasi Bumi" berlangsung selama tiga hari di Bali, diisi dengan kegiatan diskusi secara virtual, sosialisasi dan bersih-bersih pantai yang melibatkan ratusan peserta dari elemen masyarakat dan pekerja pariwisata.