Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana mengatakan bahwa stimulus keringanan tagihan listrik telah mendorong roda perekonomian nasional.
Kementerian ESDM telah memberikan stimulus keringanan tagihan listrik untuk pelanggan PT PLN (Persero) golongan rumah tangga 450 VA, 900 VA bersubsidi, pelanggan bisnis dan industri kecil (UMKM) 450 VA, serta pembebasan penerapan ketentuan rekening minimum dan pembebasan biaya beban/abonemen bagi pelanggan sosial, bisnis, industri, dan layanan khusus. Stimulus ini sebagian telah dimulai sejak April 2020 dan akan berlangsung hingga Desember 2020.
"Bantuan-bantuan ini bersifat meringankan beban saudara-saudara kita yang paling terdampak dan sekaligus bisa lebih mendorong roda perekonomian nasional," tutur Rida Mulyana, di Jakarta, Selasa.
Rida juga mengatakan jumlah pelanggan yang mendapatkan stimulus keringanan tagihan listrik ini berjumlah 33,64 juta pelanggan PLN, yang terdiri dari 31,88 juta pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA bersubsidi, 501 ribu pelanggan bisnis 450 VA dan 433 pelanggan industri 450 VA. Selain itu, terdapat 1,26 juta pelanggan PLN golongan sosial, bisnis, industri, dan layanan khusus yang mendapat stimulus berupa pembebasan energi minimum dan biaya beban atau abonemen.
"Jumlah pelanggan PLN yang dibantu melalui stimulus ini, tercatat ada 33,64 juta pelanggan PLN. Untuk melaksanakan stimulus tersebut, kami perkirakan dana yang dikeluarkan oleh negara kurang lebih Rp15,4 triliun," tambah Rida.
Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Hendra Iswahyudi menambahkan konsumsi listrik akibat pandemi COVID-19 sempat menurun pada periode akhir tahun 2019 sampai awal 2020, telah berangsur naik dimulai pada bulan Mei 2020.
"Untuk akhir 2019 sampai awal 2020 terlihat turun, periode Maret-Mei turun tajam, dan kini berangsur naik, sekitar 20,18 TWh pada Juli 2020. Telah terjadi rebound yang cukup baik. Mudah-mudahan dengan penguatan stimulus pemerintah tren konsumsi semakin naik, karena sudah di atas angka psikologis, di atas 20 TWh. Ini bagi kami cukup membahagiakan," tutur Hendra.
Baca juga: Pemerintah dorong bahan bakar sawit kurangi energi fosil
Hendra juga mengatakan konsumsi listrik pada bulan Juli 2020, apabila dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2019, tumbuh 0,51 persen. Sektor rumah tangga mengalami kenaikan yang signifikan, hingga 10,08 persen. Sementara sektor pelanggan bisnis, industri, dan sosial memang mengalami penurunan jika dibandingkan pada bulan Juli 2019.
"Berbeda dengan kondisi perekonomian yang cenderung minus, penggunaan listrik masih positif," ujar Hendra.
Hendra juga meminta kepada PLN untuk menjaga kualitas layanan kepada pelanggannya, meski pelanggan memperoleh stimulus berupa diskon tarif tenaga listrik.
"Dari penugasan yang sudah ditetapkan oleh Menteri ESDM, walaupun diskon ini diberikan, negara hadir di sini, tidak serta merta PLN kemudian lengah. PLN wajib memberikan pelayanan yang terbaik, dengan tingkat mutu yang telah ditetapkan. Ini menjadi concern kami," ujar Hendra.
Sejalan dengan yang dikatakan Hendra, EVP Pemasaran dan Pelayanan Pelanggan PLN Edison Sipahutar mengaku pihaknya tengah mengembangkan sistem untuk pengecekan pemberian stimulus tarif listrik yang akan segera bisa diakses oleh masyarakat penerima stimulus.
Baca juga: Kementerian ESDM puji Pemprov Bali kembangkan energi bersih
"PLN sedang membangun informasi mendapatkan jumlah stimulus ini. Secara intranet sistem ini sudah bisa diakses di PLN, jika memang membutuhkan, pelanggan bisa menelepon ke 123, agar bisa mengetahui jumlah stimulus yang didapat oleh pelanggan," ungkap Edison.