Denpasar (Antara Bali) - Objek wisata unik Trunyan di Kintamani, Kabupaten Bangli, berhasil dibebaskan atau dibersihkan dari premanisme, baik praktek para pengemis yang sebelumnya selalu memaksa meminta uang dan lainnya maupun tindak pencopetan serta pencurian dengan sasaran turis.
"Kami jamin Trunyan yang sempat ditutup bagi wisatawan, sekarang bersih dari perbuatan premanisme. Kami sudah menertibkannya dan sekarang aman. Wisatawan silahkan datang berduyun-duyun kembali ke Trunyan," kata Bupati Bangli I Made Gianyar, Rabu.
Ia menyampaikan hal itu saat memberikan sambutan pada peluncuran majalah triwulanan Cakrawala yang diterbitkan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Bali di Desa Budaya Kertalangu, Kota Denpasar.
Majalah yang diterbitkan 4.000 eksemplar dengan harga Rp30 ribu dan dipenuhi banyak iklan perusahaan jasa pariwisata itu menampilkan foto sampul berupa perpaduan gambar pemandangan Gunung dan Danau Batur, dengan judul Kintamani Bersemi Kembali.
Bupati menjamin sejak wisatawan mencari kapal motor atau kapal cepat di Danau Batur, untuk tujuan menyeberang ke Desa Trunyan, kondisinya sudah jauh lebih tertib dan aman, tidak lagi diganggu oleh para preman maupun pengemis nekat yang mencari uang dengan berbagai cara.
Namun untuk tarif atau pungutan kapal dan saat masuk objek wisata, masih berlangsung secara parsial. "Hal itu sedang kami bahas dengan pihak terkait agar nantinya hanya ada satu tarif atau sekali pungutan untuk semuanya. Kita jadikan satu paket tarif agar tidak merepotkan turis," ucapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Ida Bagus Subhiksu, pada kesempatan itu bahkan langsung mengajak kesediaan wartawan untuk meninjau Danau Batur dan menyeberang ke Desa Trunyan yang menyimpan keunikan peletakan jenazah dari warga setempat dengan cukup dibaringkan di bawah pohon anti bau.
"Saya ada waktu sebelum akhir bulan ini. Ayo kita buktikan ke sana. Semuanya free, kami urus bersama Bupati Bangli," ucapnya seraya menegaskan keinginannya mengajak ANTARA dan jurnalis lainnya ke Trunyan.(T007)