"Bali Mula Unik (BMU) yang airnya mengalir ke Campuhan Ubud itu cocok untuk melakukan kegiatan meditasi, baik secara pribadi maupun berkelompok," ujar pengelola BMU itu, I Nyoman Cendikiawan.
Karenanya, pria kelahiran asli Pujung Kaja itu mengundang para tokoh spiritual untuk melakukan meditasi ke kawasan wisata spriritual itu guna menyebarkan vebrasi positif demi kedamaian umat manusia.
Akhirnya, Prof Dr dr LK Suryani, SpKj, bersama anak didiknya dari Yayasan Anak Unik Bali datang ke BMU pada Minggu (11/6) lalu untuk melakukan meditasi dalam suasana hening. "Ini yang pertama kali," tutur Nyoman Cendikiawan.
Setelah melakukan meditasi Yoga , Prof. Suryani melakukan diskusi dengan para peserta meditasi yang juga merupakan orangtua dari anak didiknya, para peserta dipersilakan mencurahkan isi hati dan keluh kesah dalam rumah tangga terlebih dalam mendidik anak yang "Unik" (tunagrahita).
Setelah itu, Prof. Suryani memberi pencerahan kepada para peserta mengenai "Cerminan Jiwa yang Sehat terdapat Lingkungan yang Bersih". "Sehat itu tidak harus mewah atau mahal tetapi sehat itu adalah lingkungan yang bersih," ucap Prof Suryani.
Salah satunya adalah ke lokasi wisata alam nan asri itu, yang arahnya melewati daerah wisata Ubud ke Tegalalang dengan melintasi objek wisata Ceking, atau, 55 Km timur laut Denpasar.
BMU merupakan tujuan wisata baru yang unik di Gianyar, karena berdiri tahun 2016, tetapi sudah banyak pengunjung yang datang hingga tercatat sekitar seribu pengunjung dari wisatawan mancanegara yang telah menikmati wisata alam itu sejak dibuka untuk umum hingga kini.
"Sekarang, kami sedang menggarap pemondokan untuk menjaring wisata Lanjut Usia (Lansia) yang potensiil dari Jepang, Amerika Serikat maupun daratan Eropa, dengan fasilitas cukup memadai," papar Nyoman Cendikiawan.
Kendati alami, pengelola lokasi itu juga menyediakan tempat pertemuan, pemandian, makan siang (lunch), dinner, warung kopi, dengan tempat yang terpisah dengan harapan setiap pengunjung merasa nyaman, aman dan bahagia di sini.
"Tempat ini dinilai cocok untuk meditasi, karena memiliki berstruktur alam menjulang ke lembah, sehingga tak mengganggu dalam memusatkan pikiran," kata I Nyoman Cendikiawan saat mendampingi Prof Suryani mengunjungi lokasi wisata miliknya itu. (*)