Denpasar (Antara Bali) - Gubernur Bali Made Mangku Pastika minta agar Polda Bali memperhatikan dan mampu menyelesaikan berbagai aspek kejahatan yang ada di Bali.
Gubernur Pastika di sela-sela acara Rapat Pimpinan (Rapim) Polda Bali, Selasa mengatakan, keamanan di Bali merupakan suatu hal yang sangat sensitif.
"Walau Bali kecil hanya 0,29 persen dari Indonesia, tapi nama dan pengaruhnya sangat besar. Walau kecil tapi karena daerah pariwisata, maka harus ditangani dengan cepat," katanya.
Selain kejahatan tradisional seperti copet dan jambret, ancaman kejahatan non tradisional lainnya yakni seperti aksi teror, dan narkotika di Bali yang kerap dijadikan sebagai tempat transit penyelundupan bahkan menjadi pasar.
"Hal itu juga perlu diperhatikan, dan mudah-mudahan tidak menjadi pabrik narkotika," ujarnya.
Ancaman kejahatan lain yang lebih spesifik di Bali, kata Pastika yakni konflik adat atau suatu konflik yang berkedok adat. Ancaman tersebut juga perlu dipahami dalam penyelesaiannya.
"Di Bali itu memang ada desa mawacara atau desa punya cara sendiri. Ada ribuan desa adat di Bali dan masing-masing desa punya otonomi, dan polisi sendiri," katanya.
Selain itu, ancaman kejahatan lain yang tampak tidak terlihat yakni, perpajakan. Menurut Pastika, banyak orang asing yang bekerja di Bali tanpa ada pengawasan pembayaran pajaknya. Lanjut Pastika, berbagai modus warga asing yang ingin berinvestasi di Bali seperti menikahi warga lokal agar dapat membeli tanah di Bali.
"Contoh lainya, di Bali, 98 persen GM (general manager) hotel adalah orang asing, kokinya dan lainnya. Mungkin Polda bisa bekerjasama dengan pajak untuk bertindak, mereka perlu dipantau pembayaran pajaknya," katanya. (PWD)
Gubernur Minta Polda Perhatikan Kejahatan Di Bali
Selasa, 7 Februari 2012 10:29 WIB