Badung (ANTARA) - Pengelola Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang terletak di Ungasan, Kabupaten Badung, Bali, memutuskan untuk menutup operasional sementara hingga tangga 31 Maret 2020 mendatang.
"Awalnya, kami berencana melakukan penutupan secara bertahap seperti penghentian pementasan seni budaya terlebih dahulu. Namun, tadi keputusan dari manajemen untuk ditutup total sesuai instruksi yang kami terima dari pemerintah," ujar Marcomm Manager GWK Cultural Park, Oktaviano Pratomo, Sabtu.
Ia mengatakan, keputusan untuk menutup seluruh kawasan Garuda Wisnu Kencana itu dilakukan sesuai dengan instruksi pemerintah dalam upaya meminimalisir penyebaran COVID-19 atau virus Corona, khususnya di wilayah Pulau Dewata.
"Dampaknya otomatis pasti tidak akan ada pengunjung atau zero visitor, tapi kami tetap mendukung apapun kebijakan pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran virus Corona ini," katanya.
Oktaviano menjelaskan, sebelum dilakukan penutupan kawasan secara total sekitar pukul 12.00 Wita, sudah ada sejumlah wisatawan yang berwisata ke dalam area Taman Budaya GWK. Meskipun terjadi penutupan secara resmi, namun pihaknya tetap menunggu para wisatawan tersebut menyelesaikan kunjungannya hingga sekitar pukul 13.00 Wita seluruh wisatawan telah keluar meninggalkan kawasan GWK.
"Begitu keputusan tutup total keluar, kami melakukan penutupan dahulu terhadap semua loket penjualan tiket baik yang online maupun on the spot. Jadi otomatis tidak ada pengunjung yang membeli tiket lagi. Namun, untuk para wisatawan yang sebelumnya telah membeli tiket, karena penutupan kawasan GWK tiket itu dapat di refund," ungkapnya.
Sepanjang penutupan kawasan selama 10 hari kedepan tersebut, pengelola kawasan juga akan merumahkan seluruh karyawannya kecuali petugas keamanan serta engineering yang masih tetap bersiaga di kawasan Taman Budaya GWK.
"Kami tutup untuk mengantisipasi penyebaran, tutup bukan berarti tidak menerima tamu tapi di dalam ada kegiatan. Tutup berarti memang tidak menerima tamu dan juga tidak diadakan kegiatan di dalam," ujar Oktaviano.
Selama penutupan, pihaknya juga terpaksa membatalkan sejumlah agenda kegiatan seperti Festival Ogoh-Ogoh. Festival yang direncanakan akan menjadi daya tarik bagi pengunjung GWK menjelang perayaan Hari Raya Nyepi itu akhirnya dijadikan lomba tertutup dengan peserta datang mengumpulkan Ogoh-ogoh mini dan penilaian dilakukan tertutup.
"Kami juga membatalkan pertunjukan Ogoh-Ogoh kolosal dengan sekitar 1.000 orang performer yang sebenarnya telah kami siapkan. Semoga tanggal 31 Maret kondisi sudah membaik dan kami bisa langsung buka tanggal 1 April mendatang," katanya.