Badung (ANTARA) - Pengelola Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, akan mendatangkan 12 unit alat thermal scanner atau pemindai suhu tubuh sebagai upaya peningkatan pengawasan penumpang terkait penyebaran COVID-19 atau virus Corona.
“Saat ini kami sebenarnya telah memiliki 36 unit alat thermo gun yang dioperasikan di terminal keberangkatan dan kedatangan internasional serta domestik. Namun, kami telah berencana untuk mengganti 36 unit thermo gun itu dengan 12 unit thermal scanner,” ujar Communication and Legal Manager PT Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Arie Ahsanurrohim, di Mangupura, Badung, Jumat.
Ia mengatakan, saat ini pengadaan thermal scanner tersebut masih dikoordinasikan dengan Kantor Pusat di Jakarta. Nantinya, apabila sudah datang di Bali, thermal scanner akan dioperasikan oleh petugas dari PT. Angkasa Pura I (Persero) Kantor Cabang Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai Bali, dengan supervisi dari petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas I Denpasar untuk memeriksa suhu tubuh seluruh penumpang.
Pihaknya juga masih akan terus melakukan pemeriksaan suhu tubuh penumpang menggunakan alat thermo gun sebelum 12 unit thermal scanner tersebut datang ke Bandara Bali.
Baca juga: Jubir Yurianto: Bandara lokasi paling banyak penyebaran COVID-19
Arie menjelaskan, untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona selama ini, pihaknya telah menerapkan prosedur pemeriksaan suhu tubuh di terminal kedatangan dan keberangkatan yang ada di terminal domestik maupun internasional.
“Selain itu, pemeriksaan suhu tubuh menggunakan thermo gun juga dilakukan di pintu akses masuk karyawan baik terminal domestik maupun internasional. Jadi, baik karyawan maupun oenumpang semuanya harus melewati prosedur pemeriksaan suhu tubuh,” kata Arie.
Ia menjelaskan, pengadaan thermal scanner untuk digunakan di Bandara Ngurah Rai tersebut merupakan bentuk langkah preventif dan keseriusan PT Angkasa Pura I (Persero) dalam upaya mencegah penyebaran wabah COVID-19 pada sisi pengecekan suhu tubuh penumpang maupun karyawan yang bertugas di Bandara.
“Dengan adanya alat itu, kami harap proses scanning terhadap penumpang dapat lebih efektif dengan waktu yang lebih cepat sehingga tidak ada antrean yang cukup panjang,” ujar Arie.