Pamekasan (ANTARA) - Mahasiswa Indonesia yang kuliah di China hanya percaya pada media arus utama dibandingkan media sosial, karena medsos sering menyebarkan kabar bohong.
"Kami tetap menjadikan informasi di media massa arus utama sebagai rujukan," kata mahasiswa Indonesia yang kuliah di China Ilham Tri Kusnadi kepada ANTARA di Pamekasan, Kamis malam.
Ilham merupakan warga Jalan Bonorogo Pamekasan yang kuliah di Fakultas Kedokteran di Hubei University of Science and Technology, China.
Ilham merupakan satu dari tiga orang mahasiswa asal Kabupaten Pamekasan yang dipulangkan pemerintah Indonesia karena kasus virus corona. Dua warga lainnya masing-masing bernama Tika Putri Laksmi, dan Anggita Salsabila Nur Alisa.
Menurut Ilham, kabar yang banyak beredar di media sosial, seperti facebook, twitter dan instagram adalah kabar bohong.
Ia mencontohkan seperti video orang jatuh di jalan-jalan raya dan diinformasikan bahwa kejadiannya saat ini.
"Padahal sudah lama," ucap Ilham.
Baca juga: Hoaks bukan sekadar kabar bohong tapi modus
Oleh karenanya, sambung dia mahasiswa Indonesia dan juga mahasiswa China sendiri tetap menjadikan informasi dari media arus utama sebagai rujukan.
"Kalau ada kabar yang menghebohkan di medsos kita cari terlebih dahulu di media massa. Jika ada di media massa itu berarti benar," katanya menjelaskan.
Demikian juga, sambung Ilham, jika dirinya hendak mengetahui informasi dari Indonesia. Media arus utama seperti detik.com, kompas.com, Kantor Berita ANTARA dan berbagai jenis media massa arus utama lainnya sebagai rujukan pokok mengakses informasi.
Ilham menuturkan, kepada keluarganya di Pamekasan saat ia dan saudaranya masih berada di China, juga berpesan agar tidak mudah percaya dengan informasi yang menyebar di media sosial, sebelum mengecek informasi di media massa arus utama.