Jakarta (ANTARA) - Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kemenkes Drg. R. Vensya Sitohang menyatakan 78 WNI yang berada di kapal pesiar Diamond Cruise Jepang dinyatakan sehat dan selesai observasi.
Kepastian itu disampaikan Vensya Sitohang dalam jumpa pers di Pusat Informasi Terpadu COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) di Gedung Bina Graha, Kompleks Istana, Rabu.
“Terhadap mereka, sudah tidak ada perlakuan khusus. Mereka kita pantau dengan kartu kewaspadaan atau health alert card. Kalau ada gangguan bisa langsung periksa dan bawa kartu,” ujar Vensya.
Dia menambahkan protokol kesehatan yang diterapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga berlaku dalam menangani COVID-19 di Indonesia.
Penanganan kasus kesehatan juga sesuai dengan Instruksi Presiden No.4 Tahun 2019. Menurut Vensya, Presiden meminta semua K/L bekerjasama dalam menangani kasus pandemic seperti virus Corona.
“Selain itu, ada kesepakatan antar negara untuk siap siaga dan waspada menghadapi masalah ini,” ujar Vensya.
Dalam konferensi pers itu Vensya juga menyatakan WNI yang diobservasi di Natuna semuanya dalam keadaan sehat. Para petugas juga melakukan pemantauan secara instensif kesehatan masing-masing WNI.
Baca juga: Dua kapal mewah turunkan turis asing di Pelabuhan Benoa
Menurut Vensya, pendampingan dilakukan sejumlah dokter dan psikolog. “Makanan juga dijaga dan limbah sampah kita kelola dengan baik,” ujar Vensya.
Sementara itu Dubes RI di Singapura I Gede Ngurah Swajaya melalui video conference menyatakan KBRI secara reguler mengeluarkan rilis perkembangan penanganan COVID-19.
Hal ini dilakukan untuk memberikan rasa tenang kepada WNI yang berada di Singapura. Rilis penanganan menurut dia bisa diakses secara luas oleh publik.
Dubes juga meminta WNI Indonesia yang berada di Singapura tidak perlu khawatir atas ketersediaan bahan pokok.
“Kami barusan memperoleh arahan (briefing) dari Pemerintah Singapura untuk komunitas internasional. Pesannya tak perlu berbondong-bondong beli bahan pokok,” ujar dia.
I Gede Ngurah Swajaya menyatakan jumlah WNI di Singapura sekitar 250 ribu orang, dengan jumlah pelajar sekitar sembilan ribu orang.
Sementara jumlah wisatawan Indonesia ke Singapura rata-rata dalam setahun berjumlah tiga juta orang.
Stafsus Menhub Adita Irawati yang juga hadir dalam kesempatan itu menyatakan Kementerian Perhubungan sudah mengantisipasi dampak dari penundaan penerbangan ke China daratan.
Menurut Adita, caranya dengan mendorong sejumlah maskapai untuk mengalihkan alternatif destinasi wisata ke tempat lain. “Kita dorong dan alihkan ke Asia Barat antara India, Srilanka, Maladewa dan Nepal,” ujarnya.
Kemenhub juga mendorong pengalihan penerbangan Internasional dari negara lain ke Indonesia. Adita menyatakan tindakan ini bisa dilakukan jika ada kerjasama intensif dengan Kementerian Pariwisata.*
78 WNI di kapal pesiar "Diamond Cruise" dinyatakan sehat
Rabu, 12 Februari 2020 21:29 WIB