Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati Irawan menagih janji kepada pemerintah untuk dapat memberikan tempat latihan, menyusul prestasi apik yang ditorehkan pada multiajang SEA Games 2019 di Filipina.
Cabang olahraga senam berhasil menyumbangkan dua medali emas dari nomor artistik putra dan putri. Capaian tersebut melebihi target yang diusung sebelumnya, yakni hanya satu emas.
"Kami memang selama ini tidak banyak meminta karena kami tahu gymastics ini sudah lama tidak memberikan prestasi. Namun secara perlahan tapi pasti alhamdulillah kami bisa menunjukkan prestasi itu," ujar Ita di Kantor KOI, Jakarta, Selasa.
Baca juga: Presiden FIG dukung pengembangan senam Indonesia
Baca juga: Agus miliki emas senam artisik nomor vault putra
Ita mengaku bahwa dirinya telah menemui Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali untuk menagih janji slot fasilitas latihan yang akan diberikan.
Fasilitas latihan yang memadai itu, menurutnya penting bukan hanya sebagai tempat pemusatan latihan, tetapi juga sebagai bentuk promosi bagi Indonesia.
"Fasilitas tersebut bukan hanya untuk fasilitas pelatnas, tapi juga untuk training camp sebagai bentuk promosi Indonesia bahwa kita memiliki tempat latihan terbaik sehingga mereka bisa datang berlatih di Indonesia," katanya.
Hingga saat ini, cabang olahraga senam terpaksa berlatih di tempat berbeda karena belum memiliki tempat sentralisasi latihan. Untuk nomor artistik terbagi di tiga daerah, yakni Surabaya, Riau dan Jakarta. Tim ritmik ada di Jakarta dan Lampung, sedangkan aerobik dilakukan di Jakarta.
Dengan kondisi tersebut, Ita berharap pemerintah bisa membantu PB Persani untuk memiliki tempat pemusatan latihan yang baik dan memadai.
Apabila Indonesia sudah memiliki fasilitas latihan yang bagus, Ita yakin Indonesia bisa saja terpilih menjadi tuan rumah kejuaraan senam internasional.
Tawaran tersebut bahkan sudah muncul dari Presiden Federasi Senam Internasional (FIG) Morinari Watanabe. Namun pihaknya terpaksa menolak karena sadar Indonesia masih belum cukup memiliki fasilitas yang memadai.
"Watanabe mengatakan kalau ada slot untuk Indonesia kalau mau jadi tuan rumah World Championship untuk disiplin ritmik. Terus terang saya tidak berani ngambil kalau tidak full support dari pemerintah," kata Ita.