Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia terus melakukan komunikasi dengan pihak China terkait persoalan opsi evakuasi bagi para warga negara Indonesia (WNI) yang berada di China, terutama di area-area yang sedang dalam masa karantina terkait penyebaran virus corona atau 2019-NcOv.
Pelaksana Tugas Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Teuku Faizasyah, mengatakan komunikasi dengan pemerintah China terus dijalin karena masalah penanganan warga negara-negara asing di China, termasuk dari Indonesia, bergantung pada pertimbangan pemerintah China.
“Mengenai kondisi yang menuntut evakuasi, itu yang pasti kita melalui komunikasi dengan pemerintah China, sejauh mana terbuka ruang untuk kita evakuasi saat sekarang, di mana isolasi masih dilakukan,” kata Teuku Faizasyah dalam press briefing Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin.
Dia pun mengatakan sembari menjalin komunikasi terus-menerus dengan China, yang dapat dilakukan oleh negara-negara lain, termasuk Indonesia, adalah memaksimalkan perisapan teknis, sehingga ketika kesempatan evakuasi terbuka dan kondisi di lapangan sudah siap, maka pihak Indonesia juga telah siap.
“Evakuasi dalam berbagai versi ya, dipindahkan ke area yang tidak terpapar atau kembali ke Indonesia, ada berbagai versi. Tetapi semua berpulang pada konfirmasi dari China bahwa evakuasi bisa dilakukan,” katanya.
Saat ini, menurut dia, pihak pemerintah Indonesia melakukan antisipasi. Salah satu persiapan teknis yang dilakukan adalah mengumpulkan daftar nama WNI di area karantina yang sekarang ini sudah dimiliki.
Baca juga: PPIT Wuhan: jangan percaya hoaks terkait kondisi WNI di Wuhan
“Nanti pada waktunya kita sampaikan protapnya, semua akan dapat pengarahan dari pemerintah China, karena kita tidak bisa bekerja sendiri. Komunikasi terus menerus (dengan China) karena kondisi lapangan menentukan,” jelasnya.
Komunikasi intensif dengan China terus dijalankan dan ada pula negosiasi terkait mekanisme yang akan dijalankan. “Harus ada kesepahaman terlebih dahulu,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Kemenlu memastikan 243 WNI di sana tetap mendapat atensi yang besar. “Termasuk mungkin dari publik. Masyarakat kita harus bantu ajak moral mereka. Berpikir positif, sekalian fisik, psikis juga harus dijaga,” kata dia.