Yogyakarta (ANTARA) - Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta siap menangani kemungkinan adanya pasien yang terpapar virus corona tipe baru (novel coronavirus).
Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan di Yogyakarta, Rabu, mengatakan RSUP Dr Sardjito telah menyiapkan sebanyak lebih dari 200 petugas khusus untuk menangani pasien terjangkit virus berbahaya, termasuk corona.
Seluruh karyawan, petugas medis, hingga direksi rumah sakit itu juga telah mengikuti pelatihan dan simulasi pada pertengahan Januari 2020.
Baca juga: Di China, korban meninggal akibat virus korona capai 17 orang
"Sebelum kasus ini muncul (RSUP) Sardjito sudah mengantisipasi itu. Sehingga kita melakukan simulasi supaya jika betul ditemukan kasus, kita sudah siap," kata Banu.
Melalui simulasi, kata dia, seluruh petugas di ruang isolasi dipastikan mampu memproteksi diri terhadap penularan virus atau berbagai penyakit yang ditularkan melalui udara (airborne disease).
Mereka harus bisa menggunakan alat pelindung diri (APD) mulai dari masker, pakaian pelindung, penutup kepala, hingga pelindung mata serta bagaimana cara menyentuh pasien terpapar virus berbahaya.
Banu mengatakan selain kesiapan sumber daya manusia (SDM), rumah sakit itu juga telah memiliki peralatan berteknologi canggih serta 87 ruang isolasi khusus pasien suspect maupun positif terjangkit virus.
Ruangan isolasi itu, kata Banu, menggunakan tekanan udara negatif sehingga mencegah penyakit di ruang isolasi itu ke luar ruangan atau menyebar melalui udara.
"Dari 87 ruang isolasi itu ada satu ruangan yang memang untuk (pasien) infeksius. Yang lainnya terpencar di bangsal yang ada di ring satu, ring dua, dan ring tiga," kata dia.
Baca juga: Korea Selatan laporkan adanya kasus pertama virus korona
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Dr. dr. Darwito mengatakan kesiapan menghadapi berbagai penyakit yang ditularkan melalui udara telah dimiliki rumah sakit yang dipimpinnya secara menyeluruh.
Mengingat Yogyakarta merupakan kota wisata, menurut Darwito, pihaknya juga berkoordinasi dengan bandara sebagai pintu masuk wisatawan dari berbagai negara yang memungkinkan membawa masuk virus korona. "Misalnya terjadi itu, di bandara sudah kita siapkan ambulans (khusus)," katanya.