Badung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Badung, Bali, bekerja sama dengan pihak Desa Adat Seseh, Badung, melaksanakan ritual upacara "Pemahayu Jagat, Nangluk Merana Medasar Tawur Balik Sumpah Madia Lan Mapekelem" yang diharapkan dapat memberikan keseimbangan bagi alam semesta.
"Ritual ini kami lakukan dalam rangka menyeimbangkan Bhuana Alit dan Bhuana Agung beserta seluruh isi alam semesta," ujar Wakil Bupati (Wabup) Badung, I Ketut Suiasa, saat menghadiri ritual upacara tersebut di Pantai Seseh, Kecamatan Mengwi, Kamis.
Upacara itu dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Kekeran Pemaron dari Griya Mandara Munggu dan Ida Pedande Made Bukit Putra dari Griya Budha Panti dan dihadiri sejumlah pejabat di lingkungan Setda Badung, DPRD Badung, serta tokoh dan elemen masyarakat.
Wabup Ketut Suiasa menjelaskan, melalui pelaksanaan ritual upacara "Pemahayu Jagat, Nangluk Merana Medasar Tawur Balik Sumpah Madia Lan Mapekelem" yang setiap tahunnya telah dilaksanakan di wilayah Kabupaten Badung, pihaknya berharap dapat memberikan vibrasi positif bagi wilayah dan seluruh masyarakat Badung.
Melalui pelaksanaan ritual upacara tersebut, menurutnya umat yang mengikuti ritual akan mendoakan serta memohon keselamatan dan kebaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa Ida Sang Hyang Widhi Wasa.
"Sehingga dengan begitu, apa saja yang ada di dalam diri kami, seperti berupa ketertiban, ketentraman, kemakmuran dan kebahagiaan masyarakat dapat tercapai," kata Wabup Suiasa.
Baca juga: Pemkab Badung komitmen penuhi kebutuhan pribadi-komunal
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas Kebudayaan, I Ketut Widia Astika menyebutkan, upacara "Pemahayu Jagat dan Nangluk Merana" yang dilaksanakan tersebut memiliki makna dan tujuan untuk memohon keselamatan atau kerahayuan berupa wilayah Kabupaten Badung yang Gemah Ripah Loh Jinawi.
"Untuk sarana sesaji dan upakara yang digunakan dalam Tawur ini berupa sapi, kambing, anjing, babi hitam, angsa dan lima ayam warna," tambah Ketut Widia Astika.