Negara (ANTARA) - Sisa-sisa kerangka manusia yang diyakini sebagai korban tragedi 1965 atau yang lebih dikenal dengan G30S PKI ditemukan dan diangkat dari sebuah sumur tua di Kabupaten Jembrana, Bali.
"Di atas sumur tua ini sudah berdiri rumah, namun dengan berbagai pertimbangan yang lebih penting, kami memutuskan untuk membongkar rumah serta menggali kembali sumur tersebut," kata Kadek Suryawan, pemilik rumah yang berlokasi di Dusun Tegal Badeng, Desa Tegalbadeng Timur, Kecamatan Negara, Rabu.
Sejak menempati rumah yang dibangun pada tahun 2003 tersebut, ia bersama keluarga sebenarnya sudah merasakan kejadian-kejadian yang tidak masuk akal.
Namun saat itu, Ketut Sangga, ayahnya yang masih hidup bersikeras tidak mau membongkar sumur itu karena menganggapnya sudah bersih, termasuk saudaranya yang menjadi korban 1965 sudah diaben.
"Keluarga kami sering sakit-sakitan, bahkan ayah saya sakit cukup lama sampai meninggal dunia. Dari upacara Agama Hindu, kami mendapatkan petunjuk dan izin untuk membongkar sumur tersebut," katanya.
Kejadian gaib juga menimpa salah seorang anak Suryawan, yang beberapa hari sebelumnya mengalami kesurupan dan minta agar sumur tua itu kembali digali, serta kerangka manusia di dalamnya diangkat dan diperlakukan dengan layak sesuai Agama Hindu.
Ia menduga, di dalam sumur itu terdapat lima sampai tujuh kerangka manusia, yang meskipun saat digali dengan menggunakan alat berat tinggal sisa-sisa tulangnya.
Ketut Suara, kerabat Suryawan yang juga saksi mata kejadian 1965 di lokasi tersebut mengatakan, seingatnya sumur yang dulunya belum berdiri rumah itu memang digunakan untuk mengubur jenazah lima sampai tujuh orang korban.
"Dari lima sampai tujuh orang yang dikubur di sumur itu, dua orang masih saudara saya," kenangnya.
Baca juga: Tulang Dalam Sumur Diduga Korban G30S/PKI
Koresponden Antara di lokasi melaporkan saat alat berat menggali sedalam delapan sampai sepuluh meter, ditemukan sisa-sisa tulang manusia, serta beberapa kancing baju, batu penumbuk, besi, kayu balok dan uang logam kuno.
Sisa tulang manusia yang ditemukan, dimasukkan ke dalam kantong plastik oleh tim Inafis Polres Jembrana, yang selanjutnya akan diupacarai menurut Agama Hindu.
"Dengan diangkatnya sisa jenazah ini, serta diupacarai dengan baik, kami berharap tidak ada lagi kejadian-kejadian aneh maupun musibah dalam keluarga kami," kata Suryawan.