Bangli, Bali (ANTARA) - Bupati Bangli I Made Gianyar mengunjungi masyarakat transmigran asal Bangli, Bali, di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah guna melihat langsung kondisi mereka sekaligus memberikan bantuan sosial.
“Kegiatan monitoring masyarakat asal Bangli di daerah transmigrasi merupakan kegiatan rutin pemkab. Untuk melihat secara langsung situasi dan kondisi para transmigran,” kata Bupati Bangli I Made Gianyar dalam siaran pers Diskominfo Bangli di Bangli, Kamis.
Dalam kunjungannya, Bupati Made Gianyar juga mengajak kepala Dinsos, kepala Dinkes, kepala BKPAD, kepala Dinas PMD, kepala Dinas Kadis Koperasi UMKM, Nakertran, kepala pelaksana BPBD, kepala Disdukcapil, kepala Disperindag, kepala Disparbud, kepala Dishub, camat se-Bangli, sekretaris Pol PP Damkar, Kabag Umum, Kabag Pembangunan, perbekel Desa Jehem.
Mereka berkunjung dan bersilaturahim dengan masyarakat asal Bangli tinggal dan menetap di daerah transmigrasi di Desa Laantula Jaya, Kecamatan Wita Ponda, Kabupaten Morowali, Provinsi Sulawesi Tengah.
Rombongan Bupati Bangli sebelumnya disambut di Bandara Morowali oleh Camat Wita Ponda H. Arsail didampingi Kepala Disdikpora Muhamad Adzan, Kepala Desa Laantula Jaya Adiyono, selanjutnya diterima di balai desa setempat..
Made Gianyar melakukan kunjungannya selama empat hari, 15-18 Oktober 2019, dan mengadakan pengobatan gratis kepada warga setempat.
Baca juga: Bupati Bangli serukan persatuan guna hadapi ancaman terhadap kebhinnekaan
Kepala Desa Laantula Jaya Adiyono menyampaikan haru kepada Bupati Bangli Made Gianyar yang peduli dengan warganya yang di rantau.
“Sungguh pemimpin yang peduli dan bertanggung jawab,” ujar dia.
Ia juga menjelaskan awalnya warga bertransmigrasi pada 1986 berjumlah 500 kepala keluarga, terdiri atas warga Jawa, Lombok, dan Bali, khususnya Bangli 25 KK. Secara umum, jumlah warga selama 33 tahun sudah 1.227 KK dengan hampir 4.000 jiwa. Khusus warga Bangli dari 25 KK menjadi 72 KK atau 251 jiwa.
Dalam kesempatan itu, ia atas nama warga Bangli di daerah itu meminta seperangkat gong untuk dipergunakan saat upacara Piodalan di pura setempat.
Bupati Bangli Made Gianya bersama rombongan memberikan motivasi kepada transmigran, khususnya warga Bangli dan umumnya warga Bali, agar dalam kehidupanya di tempat yang itu membawa perubahan pada dirinya sendiri.
Ia juga berpesan kepada transmigran agar berbaur dan bersatu dengan warga lokal, serta bersinergi dengan pemerintah daerah dalam melakukan percepatan pembangunan daerah karena salah satu daerah yang berpotensi cepat mengalami perkembangan dan kemajuan adalah daerah transmigrasi.
“Intinya di mana bumi dipijak di sana langit dijungjung harus dijalankan.Warga Bangli datang ke sini untuk menjadi penghidupan, datang ke sini bukan mencari musuh,” katanya.
Terkait dengan permasalahan permintaan sarana gong, ia berjanji untuk hibah gong kepada Desa Laantula Jaya menjadi aset desa untuk krama Bali.
Kegiatan dilanjutkan dengan ramah tamah di rumah salah satu warga, bernama Made Oka Pande. Pada kesempatan itu, Bupati Made Gianyar menyerahkan bantuan lewat urunan dari masing-masing OPD yang terkumpul Rp70 juta untuk modal koperasi Rp50 juta dan Rp20 juta disumbangkan ke empat pura, masing-masing Rp5 juta.
Pura yang akan diberikan sumbangan, yakni Pura Adat Eka Prana, Pura Adat Satia Buana, Pura Adat Eka Karsa, dan Pura Adat Tirta Wangi di mana pengemponnya warga Hindu asal Jawa. Sumbangan diterima langsung Ketua Peguyuban Warga Bangli I Wayan Eka Ariawan, warga asal Banjar Tingkad Batu, Desa Jehem, Tembuku.
Bupati Made Gianyar berpesan agar koperasi yang akan terbentuk diberi nama Koperasi Gita Santhi Krama Bali.
Camat Wita Ponda H Arsail menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Bangli yang turun langsung ke daerah transmigran.