Denpasar (Antara Bali) - Bambu berkualitas sebagai bahan baku aneka kerajinan perabot rumah tangga, seperti kursi, meja maupun lemari di Bali semakin langka, sehingga perajin memproduksi karya dengan kreasi baru.
"Kerajinan bambu dipadukan dengan rotan dengan rancangan yang memikat sehingga laku keras ke pasaran ekspor, seperti tempat nasi, sayur, kap lampu dan sebagainya denga bahan baku sedikit tetapi harganya tinggi," tutur pengrajin bambu I Gusti Ngurah Sudira di bengkel kerjanya di Blahbatuh, Gianyar, Sabtu.
Kreasi pengrajin yang memenuhi selera konsumen, menjadi salah satu aspek yang membuat harga hasil kerajinan bambu di pasar ekspor cukup bagus, sehingga perolehan devisanya bertambah banyak walaupun volume perdagangan ke pasar luar negeri berkurang.
Harga satuan barang kerajinan yang dibuat antik dan unik produksi Pulau Dewata dihargai lebih tinggi di pasaran ekspor dalam periode 2011, tutur Nengah Suwarsana, pengusaha kerajinan khusus bambu lainnya di Gianyar.
Sementara Kepala Seksi Ekspor Dinas Perindustriandan Perdagangan Provinsi Bali Putu Bagiada SE membenarkan bahwa volume perdagangan luar negeri kerajinan bambu secara volume berkurang tetapi perolehan devisanya naik.
Ini artinya harga satuan aneka kerajinan bambu tersebut lebih mahal, kata dia, sambil menyebutkan bahwa volume ekspor matadagangan ini hanya sebanyak 4,7 juta pcs bernilai 8,2 juta dolar AS selama Januari-September 2011.
Nilai penjualan tersebut naik 6,5 persen dari periode sama 2010 yang hanya seharga 7,7 juta dolar atas pengapalan sebanyak tujuh juta pcs. Hal ini artinya volume perdagangannya turun hingga 32,6 persen.(*)
Bambu Berkualitas Di Bali Langka
Sabtu, 19 November 2011 16:20 WIB