Jakarta (ANTARA) - Polandia menerima kekalahan 78-90 dari Spanyol dalam laga perempat final Piala Dunia FIBA 2019, namun mereka patut meninggalkan pertandingan di Shanghai, China, dengan kepala tegak.
Meski tersingkir di perempat final, Polandia berhak bangga atas penampilan mereka yang baru kembali ke Piala Dunia FIBA setelah absen 52 tahun lamanya.
"Saya mau mengatakan saya mencintai tim ini. Saya sangat bangga dengan cara kami mewakili Polandia," kata pelatih kepala Polandia Mike Taylor selepas pertandingan dilansir laman resmi FIBA.
"Kami menjalani turnamen yang luar biasa. Bermain untuk mimpi itu, berjuang sekeras tenaga dan sebaik mungkin," ujarnya menambahkan.
Taylor menyampaikan rasa hormatnya kepada para pemainnya, yang bisa mengimbangi hampir semua sektor pertandingan kontra Spanyol.
Hanya saja, serangan Spanyol terlalu deras dan memaksa Serbia melakukan lebih banyak pelanggaran yang berbuah 22 lemparan bebas untuk lawannya dan 15 di antaranya sukses dikonversi menjadi poin, yang turut jadi pembeda.
"Sungguh pertandingan berat. Kami menghormati Spanyol, tapi kami berusaha untuk menciptakan kejutan itu, walau sayangnya itu tidak terjadi malam ini," kata Taylor.
Baca juga: Rubio pecahkan rekor assist saat bantu Spanyol
Baca juga: Jadwal perempat final Piala Dunia FIBA
Penggawa Polandia Adam Waczynski juga mengaku kecewa atas kekalahan dari Spanyol namun tak menyesali hasil itu karena mereka telah berjuang keras.
"Pertandingan tadi jelas berat bagi kami, namun kami berjuang hingga akhir," katanya.
"Saya sangat bangga dengan tim ini dan capaian kami. Saya pikir ini masih menjadi sukses besar untuk bola basket Polandia," ujar Waczynski melengkapi.
Usai tersingkir dari perempat final, Polandia selanjutnya akan melakoni laga pemeringkatan 5-8 menanti lawannya yakni tim yang kalah dari pertandingan antara Australia kontra Republik Ceko yang baru berlangsung Rabu (11/9).
Waczynski dkk berpeluang untuk menyamai rekor terbaik mereka di Piala Dunia FIBA 1967 yakni peringkat kelima. Bedanya, pada 1967 hanya ada 13 peserta dan kini Polandia bisa meraihnya di tengah 32 negara lain.