Jakarta (ANTARA) - PDI Perjuangan menyelenggarakan pagelaran wayang kulit dengan lakon "Aji Norontoko" yang merupakan bagian dari komitmen mewujudkan Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan.
"Pagelaran wayang kulit ini juga merupakan bagian dari rangkaian peringatan ulang tahun ke-46 PDI Perjuangan, sekaligus perayaan kemenangan capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf Amin," kata Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto dalam sambutannya pada pagelaran wayang kulit di Tugu Proklamasi, Menteng, Jakarta, Sabtu malam.
Baca juga: PDIP: Kalah dalam pemilu bukan akhir dari segalanya
Hadir pada pagelaran wayang kulit tersebut antara lain, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Kepala BMKG Dwi Korita Karnawati.
Menurut Hasto, Indonesia berkepribadian dalam kebudayaan merupakan bagian dari ajaran Trisakti, yang digagas Presiden pertama RI Soekarno.
Wayang kulit adalah bagian dari kebudayaan nasional Indonesia, karena itu perlu terus dilestarikan. "Acara wayang ini membawa semangat Satyameva Jayate yang artinya hanya kebenaran yang berjaya," ujarnya.
Sementara lakon "Aji Narontoko", menurut Hasto merupakan aji milik Gatot Kaca sebagai seorang satria yang dikawal oleh para punakawan dan mampu menjalankan tugasnya dalam membela negara. "Inilah yang menjadi semangat dedikasi PDI Perjuangan kepada bangsa Indonesia," tambahnya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menanggapi pernyataan Presiden Joko Widodo di media sosial yakni "lamun sira sekti aja mateni" yang bermakna meskipun kuat, jangan menjatuhkan.
Baca juga: PDIP syukuri kemenangan Jokowi-Ma'ruf pada Pilpres
Menurut Hasto, kalimat itu bermakna, pesan-pesan kemanusiaan dari Presiden Jokowi, bahwa dalam bagaimanapun juga kekuasaan tidak boleh dipakai untuk menindas.
"Kami beruntung punya presiden yang punya semangat seperti itu. Semangat perikemanuskaan, semangat turun ke bawah bersama rakyat, hatinya terbuka terhadap penderitaan rakyat sehingga mengalirlah kebijakan-kebijakan yang membebaskan rakyat Indonesia dari berbagai belenggu penjajahan, sebagaimana menjadi spirit dari Bung Karno dan dijalankan oleh Bu Megawati Soekarnoputri," jelas dia.
Sementara itu, Ketua Panitia Gebyar Wayang Kulit 2019 Untung Wiyono mengatakan, acara ini didukung langsung oleh Hasto Kristiyanto dan juga semangat gotong royong PDI Perjuangan.
Menurut dia, tiga dalang yang tampil merepresantisakan dalang Joglo, Jogjakarta dan Solo. "Trio dalang ini akan membawa sebuah lakon semangat untuk generasi muda milenial untuk meneruskan perjuangan agar rakyat adil dan makmur," kata Untung.
PDIP gelar wayang kulit sebagai wujud kepribadian dalam kebudayaan
Minggu, 21 Juli 2019 8:09 WIB