Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan gempa yang terjadi di Bali pada Selasa pagi akibat aktivitas antara Lempeng Indoaustralia dan Lempeng Eurasia.
"Lempeng Indoaustralia melakukan subduksi yang menyusup ke bawah Lempeng Eurasia sehingga mengakibatkan gempa," kata Agus dalam jumpa pers yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Selasa.
Agus mengatakan gempa tersebut mengakibatkan satu orang luka-luka dan 38 bangunan mengalami kerusakan. Enam rumah rusak akibat gempa, dengan perincian satu roboh, satu rusak berat, dua rusak sedang, dan dua rusak ringan.
Bangunan lainnya yang rusak yaitu lima rumah ibadah, 11 sekolah, dua fasilitas kesehatan, tujuh gedung pemerintahan, lima fasilitas umum, satu hotel, dan satu toko.
"Bangunan yang rusak tersebar di Kabupaten Buleleng, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Badung, dan Kota Denpasar," jelasnya.
Agus mengatakan penanganan gempa Bali masih ditangani Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali secara mandiri. Namun, bila diperlukan dan ada permintaan, BNPB akan membantu.
Gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter, yang semula dilaporkan 6 Skala Richter, terjadi pada pukul 07.18 WIB. Hingga pukul 12.00, telah terjadi 11 gempa susulan dengan kekuatan lebih ringan.
Pusat gempa terjadi di 83 kilometer Barat Daya Nusa Dua dengan koordinat 9,11 derajat Lintang Selatan dan 114,54 Bujur Timur pada kedalaman 68 kilometer.
Pada skala Mercalli, gempa dirasakan di Badung dan Nusa Dua (Skala V); Denpasar, Mataram, Lombok Tengah, dan Lombok Barat (Skala IV); Karangkater, Sumbawa, Lombok Timur, dan Lombok Utara (Skala III); serta Jember dan Lumajang (Skala II).
BNPB: Gempa Bali akibat adanya aktivitas Lempeng Indoaustralia-Eurasia
Selasa, 16 Juli 2019 16:35 WIB