Jakarta (Antara Bali) - Gerai Indonesia pada Japan Association of Travel Agents (JATA) Travel Showcase (JTS) 2011 yang diselenggarakan di Tokyo, Jepang "diserbu" para pengunjung khususnya warga negeri matahari terbit itu.
"Pengunjung ingin merasakan kopi dan spa tradisional. Selain itu, mereka juga mencari informasi mengenai daerah-daerah tujuan wisata di Indonesia," kata Dwatmaji 'Didi' Hanomanresi, Counsellor KBRI Tokyo saat menghubungi ANTARA di Jakarta, Selasa malam.
Ia menjelaskan bahwa dalam JATA 2011 itu, delegasi Indonesia Direktur Promosi Luar Negeri Kembudpar Nia Niscaya.
Delegasi Indonesia terdiri atas sebanyak 24 pemangku kepentingan pariwisata, termasuk Kemenbudpar, Dinas Pariwisata provinsi, operator wisata, para pengusaha wisata seperti hotel, resort, spa, dan "wedding organizer".
Menurut Didi, panggilan karib Dwatmaji Hanomanresi, acara dua tahunan JATA Tourism Congress & Travel Fair pertama kali diselenggarakan tahun 1977, yakni 13 tahun setelah pembebasan kepergian ke luar negeri bagi warga negara Jepang.
Saat itu, kata dia, industri wisata atau perjalanan ke luar negeri mulai berkembang saat jumlah warga Jepang yang berkunjung ke luar negeri mencapai jumlah 3,15 juta orang.
"Pada 2003, pameran dan kongres ini kemudian menjadi acara tahunan," katanya.
Ia menjelaskan bahwa JATA Travel Showcase adalah pameran pariwisata terbesar di Asia yang dikunjungi lebih dari 100.000 orang.
Pada 2011, kata dia, peserta pameran berjumlah 328 organisasi/perusahaan dan 994 ekshibitor. Acara tersebut diselenggarakan di Tokyo Big Sight East Hall 4, 5, dan 6 dari tanggal 29 September hingga 2 Oktober 2011.
Mengutip pengunjung warga Jepang, Didi menjelaskan bahwa mereka mendatangi gerai Indonesia, selain karena ingin mencicipi kopi Indonesia yang disebut-sebut paling enak, juga ingin mendapatkan informasi tujuan wisata di Indonesia.
"Selama ini yang paling saya tahu Bali, mungkin ada tujuan wisata lain yang tidak kalah menarik di sekitar Bali," kata seorang pengunjung seperti dikutip Dwatmaji Hanomanresi.
Destinasi berkualitas
Sementara itu, Direktur Promosi Luar Negeri Kembudpar Nia Niscaya pada acara Indonesian "Gala Dinner" dalam rangka JATA-JTS 2011 yang dihadiri Dubes Indonesia untuk Jepang Muhammad Lutfi dan pimpinan "Japan National Tourism Organizaton" menyatakan, dari sudut kaca mata pariwisata, pemerintah bermaksud untuk menjadikan Indonesia selaku sebuah destinasi yang berkualitas.
"Serta menyediakan atraksi pariwisata yang sepadan dengan biaya yang dibelanjakan atau dikeluarkan wisatawan mancanegara termasuk dari Jepang," katanya.
Dikemukakannya bahwa seperti halnya Jepang, Indonesia merupakan sebuah negara yang dibentuk atas dasar pengalaman sejarah panjang yang gemilang, di mana rakyatnya memiliki kebanggaan akan peninggalan agung masa lalu.
"Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang terbesar di dunia dan memperoleh rahmat dari sang pencipta dengan keindahan alam yang jarang ada di negara lain," katanya menegaskan.
Nia Niscaya menyatakan bahwa Indonesia tidak saja memiliki keindahan alam, tetapi juga dilengkapi dengan kekayaan dan peninggalan leluhur serta peninggalan sejarah.
Ia kemudian merujuk pada Candi Borobudur yang dibangun abad kedelapan Masehi, Candi Prambanan di Jawa Tengah dan masih banyak lagi, yang menjadikan Indonesia suatu destinasi pariwisata yang penting untuk dikunjungi.
Menurut Dwatmaji Hanomanresi, delegasi Indonesia juga menyelenggarakan jumpa pers dan makan malam dengan para "tour operator", media dan tokoh-tokoh pariwisata Jepang.
Ia menambahkan, pada tahun 2010, Indonesia menerima kunjungan sebanyak 227.254 wisatawan Jepang.
Hingga bulan Juli 2011 wisatawan Jepang yang berkunjung ke Indonesia berjumlah 229.050 orang. "Dengan keikutsertaan Indonesia dalam JATA Travel Showcase ini, diharapkan jumlah wisatawan Jepang akan terus meningkat," katanya. (*/T007)
Gerai Indonesia JATA 2011 Diserbu Warga Jepang
Selasa, 4 Oktober 2011 22:35 WIB