Bangli, Bali (ANTARA) - Bertepatan Soma Wage Prangbakat, Senin (25/3), Pemkot Denpasar turut melaksanakan Bhakti Penganyar di Pura Ulun Danu Batur yang dipimpin Wakil Wali Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara.
"Bhakti Pengayar" oleh seluruh kabupaten/kota di Bali itu merupakan rangkaian Karya Ritual Pujawali Ngusaba Kadasa Tahun 2019 di Pura Ulun Danu Batur, Desa Pakraman Batur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli pada Purnama Kedasa beberapa waktu lalu.
Meski hujan yang turun sejak pagi tak menyurutkan keinginan Wawali Jaya Negara bersama Sekda Rai Iswara untuk hadir bersama pimpinan OPD se Kota Denpasar ngaturang bhakti penganyar.
Pada kesempatan tersebut Jaya Negara dan Rai Iswara ikut ngayah megambel bersama Sekehe Gong WHDI Kota Denpasar yang dipimpin langsung Ketua-nya Ny. Sagung Antari Jaya Negara. Sedangkan Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Kerti Rai Iswara turut ngayah Tari Rejang Renteng. Selain itu, turut dipersembahkan Topeng Wali, Kidung, Gong Semara Pegulingan dan Gong Gede.
"Bhakti Penganyar Pemkot Denpasar" dipimpin Ida Pedanda Gede Putra Mas dan Ida Pedanda Istri Kencana dari Griya Gede Mas Timbul Peguyangan, Denpasar Utara. Selain pegawai Pemerintah Kota Denpasar, tampak masyarakat yang berasal dari seluruh Bali turut melaksanakan persembahyangan.
Wakil Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara didampingi Sekda Kota Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Iswara mengatakan bahwa pelaksanaan upacara "penganyar" merupakan wujud bakti dan penghormatan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan) atas asung kerta waranugrahanya.
Selain itu, pelaksanaan "bhakti penganyar" ini merupakan wujud bhakti umat terhadap Ida Bhatara, sehingga pelaksanaan "yadnya" ini dapat dimanfatkan seluruh umat Hindu sebagai ajang mulatsarira serta meningkatkan sradha dan bhakti umat dalam menjalankan swadarma serta untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan, keseimbangan alam semesta beserta isinya.
"Bhakti penganyar ini selain merupakan wujud bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi juga merupakan ucapan syukur atas terlaksananya program pemerintah dalam upaya mensejahterakan masyarakat sebagai bentuk aktualisasi ajaran Tri Hita Karana yakni Parahyangan," ujar Jaya Negara.
Rasa "menyamabraya" umat Hindu harus kita pupuk, sehingga "yadnya" sebagai wujud syukur dapat terus kita laksanakan guna meningkatkan sradha dan bhkati umat sesuai dengan swadarma menuju keseimbangan alam semesta, serta dapat memancarkan energi Dharma yang dapat memberikan hal positif bagi jagat Bali untuk membersihkan menetralisir hal- hal negatif yang tidak diinginkan demi terciptanya keseimbangan jagat beserta isinya.
Pengemong Pura Ulun Danu Batur sekaligus Penglingsir Desa Pakraman Batur Jero Gede Batur mengatakan, karya Pujawali Ngusaba Kadasa di Pura Ulun Danu Batur ini sudah dimulai sejak tanggal 6 Maret 2019 yang diawali Nanceb Sunari, Mepengalang, Ngingsah, Netengan, Nyuci, Nunas Tirta, dan Nyengker Dewasa. Puncak Pujawali Ngusaba Kedasa (Ida Bahatari Katuran Pujawali) dilaksanakan bertepatan dengan Purnama Kedasa pada Buda Wage Menail 20 Maret lalu. Selanjutnya dari tanggal 23 Maret sampai 1 April akan dilaksanakan Bhakti Penganyar oleh setiap Kabupaten/Kota di Bali.
Pada 2 April mendatang, akan digelar upacara "bhakti penyineb Ida Bhatari" yang diisi dengan bhakti pepranian, Baris Perang-perangan, Metiti Suara, Nuek Bagia Pula Kerti, Pralina Sampian, Bhakti Petetingkeb, Mendem Bagia Pula Kerti, dan Ida Bhatari Ngeluhur/Mesineb. Dengan digelarnya pujawali ini pihaknya berharap masyarakat Desa Pakraman Batur khususnya dan seluruh umat Hindu diberikan keselamatan dan kesejahteraan. (*)