Singaraja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Buleleng, Bali, akan mengintegrasikan desa wisata di desa-desa tua di wilayah Bali Aga di Desa Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa, dan Desa Banyuseri, dengan kawasan wisata Lovina yang sudah terkenal.
Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, di Singaraja, Buleleng, Minggu, mengatakan para investor jarang mau berinvestasi di wilayah Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawan dan Banyusri atau dikenal dengan wilayah "SCTPB" itu, karena infrastruktur seperti jalan yang sangat rusak.
"Namun, secara bertahap, jalan di wilayah ini diperbaiki sehingga bisa menjadi seperti sekarang, sehingga interaksi masyarakat di SCTPB menjadi lebih maju, dan pariwisatanya bisa dihubungkan dengan kawasan Pantai Lovina di bagian bawah," kata Bupati Suradnyana.
Untuk menyiapkan pariwisata yang terintegrasi tersebut, kata Bupati Suradnyana, dirinya telah menginstruksikan kepada seluruh perbekel di wilayah SCTPB bersama dengan Dinas Pariwisata untuk melakukan kajian.
Ketika mendampingi Bupati Badung Nyoman Giri Prasta ke Desa Pedawa dan Tigawasa, Kecamatan Banjar, Buleleng, dalam bedah rumah di dua desa itu (14/3), ia menjelaskan draf dan model wisata dari hasil kajian itu akan didiskusikan dengan Bupati Badung.
"Saat pertemuan itu, Bupati Giri Prasta menilai Desa Tigawasa dengan potensi alam yang cukup menarik sangat berpeluang menjadi salah satu desa wisata di Buleleng," katanya mengutip Bupati Badung yang menyebut beberapa syarat desa wisata yang berhasil.
Syarat dimaksud antara lain adanya "home base tourism", ada objek pengembangan wisata, seperti agrowisata atau wisata pertanian/perkebunan, atau health tourism (wisata berbasis kesehatan), ekowisata, dan wisata budaya (culture tourism).
Selain itu, terlebih dahulu harus dibuat desain dan konsep dengan baik, sehingga desa wisata tidak kehilangan arah dalam pengembangannya. Selanjutnya, pengembangan desa wisata itu harus sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh desa yang bersangkutan.
Petani Milenial
Sementara itu, Sekjen Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro, menegaskan bahwa para petani perlu melakukan regenerasi terhadap kaum milenial, guna menuju lumbung pangan dunia di bidang pertanian.
Saat berkunjung ke Dusun Bon, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali (12/3), Syukur Iwantoro bersama pejabat pemerintah Provinsi Bali mencanangkan gerakan petani milenial Provinsi Bali menuju lumbung pangan dunia 2045.
"Saat ini, Indonesia menjadi percontohan bagi dunia dan akan terus disorot oleh dunia karena selama ini Indonesia dianggap paling berhasil melakukan perubahan di bidang pertanian maka untuk itu petani milenial harus digenjot agar Indonesia bisa terus menjadi contoh bagi dunia," ujarnya.
Untuk membantu program regenerasi petani milenial ini, pihaknya memberikan bantuan terhadap program petani milenial sebesar 50 juta dolar AS mulai tahun 2019 hingga tiga tahun.
Ditemui di lahan pertanian para petani milineal yang sedang mengecek hasil bertani di kebun jeruk seluas 70 are, petani milenial Nyoman Asta dan Ni Putu Ayu Listiawati meminta pemerintah untuk membantu mempromosikan hasil pertanian mereka ke seluruh dunia agar hasilnya bisa dirasakan.
Permintaan itu langsung mendapat respons dari Sekjen Kementerian Pertanian, Syukur Iwantoro.
"Fokus yang kami lakukan saat ini selain bidang penanaman adalah permodalan dan pemasaran," katanya. (ed)