Badung (Antaranews Bali) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung, Bali, menyelenggarakan Rapat Kerja Cabang (Rakercab) untuk menyinergikan berbagai pemangku kepentingan pariwisata Badung.
"Melalui kegiatan ini kami harap berbagai permasalahan bisa dipetakan dan dicarikan solusi bersama. Dengan demikian, pembangunan di sektor pariwisata kian berkualitas ke depannya," ujar Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta saat menghadiri kegiatan tersebut, di Mangupura, Jumat.
Ia mengatakan para pemangku kepentingan diharapkan dapat bersinergi memetakan masalah karena ingin maju pariwisata Badung bukan karena bupati saja tapi karena peran seluruh "stakeholder" mulai dari pribadi, kelompok, asosiasi, serta pemerintah.
Ia menambahkan pariwisata merupakan 'jantung' dari wilayah Badung. Hal itu terlihat dari pendapatan Badung yang bertumpu pada pariwisata. Sehingga Pajak Hotel dan Restoran (PHR) menjadi sangat vital.
“Ini yang menyebabkan masyarakat Kabupaten Badung bahagia, karena PHR membuat Pendapatan Asli Daerah paling tinggi. Kami pasti juga melihat empat pilar pariwisata, yaitu industri, destinasi, promosi, dan kelambagaan. Ini yang harus kita jaga dengan baik,” ujar Giri Prasta.
Ketua PHRI Bali sekaligus Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati atau Cok Ace mengatakan, hasil dari Rakercab itu akan sangat berguna untuk pengembangan PHRI ke depannya.
"Kami juga akan melaksanakan Rakerda terkait program kerja. Masukan teman-teman PHRI Badung ini yang akan kami rangkum dan kami bawa ke Jakarta nantinya,” katanya.
Ia juga mengingatkan pembangunan Bali sesuai konsep "Nangun Sat Kertih Loka Bali". Ia juga berharap pembangunan pariwisata sejalan dengan enam konsep tersebut.
“Selain itu pembangunan pariwisata Bali juga sesuai dengan prinsip satu pulau satu tata kelola,” katanya.
Sementara itu, Ketua PHRI Badung, IGN Rai Suryawijaya mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh sekitar 400 orang peserta dengan tema kegiatan "Synergy and Harmony, Quality Tourism Development in Badung".
“Ini Rakercab yang terbesar di Bali, bahkan di Indonesia, karena pesertanya hingga 400 orang,” katanya.
Sesuai tema yang diusung, Suryawijaya berharap, berbagai hal dapat dikoordinasikan dan disinergikan menuju pariwisata yang berkualitas. Pasalnya, dunia pariwisata sangat sensitif.
“Sedikit saja ada guncangan, akan turun. Jadi diperlukan kerja keras dan sinergitas untuk menjaga stabilitas pariwisata,” ujarnya.
PHRI sinergikan pemangku kepentingan pariwisata Badung
Jumat, 1 Februari 2019 21:12 WIB