Denpasar (Antara Bali) - Pengamat transportasi dari Universitas Udayana Ir Putu Preantjaya Winaya MT mengatakan, ojek dapat digunakan sebagai angkutan alternatif untuk mengisi jalur pengumpan dalam layanan bus Trans Sarbagita.
Saat ini, bus Trans Sarbagita hanya melayani koridor dari Terminal Batubulan, Kabupaten Gianyar, sampai kawasan Nusa Dua, Kabupaten Badung. "Sedangkan jalur pengumpan pra dan pascaperjalanan bus belum dikelola dengan baik," kata Ketua Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Unud, Preantjaya Winaya di Denpasar, Minggu.
Ia mengungkapkan, jika hanya mengandalkan angkutan umum yang sudah ada untuk mengisi jalur pengumpan, itu tidak cukup memadai. Selain jumlahnya terbatas, angkot juga tidak sampai masuk ke kawasan dalam desa.
"Dengan melihat bus Trans Sarbagita yang telah beroperasi beberapa hari ini, namun masih sepi penumpang, itu menunjukkan pengelolaan masih sepotong-sepotong. Seharusnya jalur pengumpan lebih dulu disiapkan dengan baik baru mengoperasikan bus yang menghubungkan antarkoridor," ujarnya.
Jika jalur pengumpan belum optimal, tambahnya, tetap saja masyarakat akan menggunakan kendaraan pribadi untuk bepergian jarak jauh. Keberadaan bus Trans Sarbagita yang diharapkan nanti menghubungkan Kota Denpasar, Kabupaten Badung, Gianyar, dan Tabanan, bisa dipandang menjadi sumber kemacetan baru.
"Memang tarif bus Trans Sarbagita hanya Rp3.500, tetapi saat ini jalur pengumpannya yang mahal dan tidak dapat menjangkau keseluruhan rute yang dibutuhkan masyarakat," ucapnya.
Ia menyarankan, ojek sebaiknya dimanfaatkan mengisi jalur "bolong" dari kawasan desa menuju jalur angkutan umum. Nanti dalam satu desa ada yang bertugas sebagai koordinator ojek.
"Ojek memang tidak termasuk angkutan umum, untuk itu, ojek harus diatur rute dan tarifnya. Naik ojek tidak akan berbahaya karena digunakan untuk jarak yang relatif dekat" katanya.
Preantjaya menambahkan, sistem transportasi Trans Sarbagita tidak boleh gagal dan harus terus maju walaupun ada hambatan di mana-mana.
"Yang penting sekarang segera merealisasikan jalur pengumpan dan menggencarkan sosialisasi pada masyarakat. Pemerintah harus benar-benar serius mengambil tindakan," tegasnya.
Kalau sistem ini sampai gagal, kata dia, sama artinya dengan membiarkan kecelakaan makin meningkat karena 70-75 persen pengguna jalan menggunakan sepeda motor untuk bepergian jarak jauh.
"Tingkat kecelakaan lalu lintas yang tertinggi, sejauh ini mayoritas para pengemudi sepeda motor," ujarnya.(*)
Ojek Sepeda Motor Alternatif Pengumpan Trans Sarbagita
Minggu, 21 Agustus 2011 10:58 WIB