"Ponsel kan sekarang sudah 30 persen. Tahun depan, kita mau naikkan, ini ada di roadmap (peta jalan) TKDN ponsel 4G," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kemenperin Harjanto usai konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Dengan ketentuan TKDN yang tertuang dalam peta jalan, maka diharapkan produksi ponsel sebanyak 60 juta hingga 70 juta per tahun yang digunakan masyarakat Indonesia lama kelamaan dapat diproduksi di dalam negeri.
Menurut Harjanto, berbagai komponen untuk memproduksi ponsel masih harus diimpor dari beberapa negara, mengingat produksinya masih belum tersedia di Indonesia.
"Kita kan masih banyak impornya. Mobile phone segala macam, bahan baku masih impor. Bisnis semikonduktor belum ada. Kalau ada, itu bisa memperdalam struktur industri," ungkapnya.
Harjanto menambahkan beberapa komponen yang sudah tersedia di Indonesia dan otomotis terhitung menjadi TKDN antara lain adaptor, perangkat lunak (software), hingga kemasan boks untuk membungkus ponsel.
Terdapat berbagai cara untuk bisa meningkatkan kandungan lokal pada sebuah produk selain dari hardware dan software, salah satunya melalui pemanfaatan internet of think (IoT) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi digital.
"IoT itu kan tidak hanya hardware tapi software. Bahkan skema lain, diharapkan kalau mereka tidak bisa hardware, software, kalau tidak ya inovasi seperti yang dilakukan Apple," papar Harjanto
Pertumbuhan industri barang logam, komputer, barang elektronika mesin dan perlengkapan mencapai 4,02 persen pada periode 2015-2018.
Sektor ini berkontribusi 2,16 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) nasional.
Baca juga: Kemenperin tetapkan dua skema TKDN ponsel 4G
(AL)