Banda Aceh (Antara Bali) - Pengamat sejarah Aceh M Adli Abdullah mengatakan, banyak situs sejarah di daerah ini bisa meningkatkan devisa negara dan kesejahteraan rakyat bila dikelola secara baik sehingga menjadi objek wisata.
"Misalnya situs tentang Samudra Pasai, bila dikelola dengan baik akan banyak wisatawan luar datang untuk melihat, apalagi ini satu-satunya peradaban masuknya Islam ke Indonesia," katanya di Banda Aceh, Jumat.
Disebutkannya, di negeri orang untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke daerahnya, semua aspek yang berhubungan dengan sejarah ditata dan kelola dengan baik.
"Di negara orang, dongeng bisa jadi sejarah tapi negara kita sejarah sudah menjadi dongeng," kata pengamat sejarah Aceh ini.
Adli mencontohkan, misalnya Kerajaan Majapahit dikenal pada masa masuknya Agama Hindu di Indonesia, sehingga situs-situs sejarahnya perlu dijaga dengan baik.
"Objek wisata bisa menjadi daya tarik wisata sehingga akan menambah pemasukan bagi masyarakat lokal," kata dosen Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh ini.
Karena itu, dia berharap pemerintah dan masyarakat Aceh mengelola situs sejarah dengan baik karena selain untuk objek wisata juga agar masyarakat Aceh bisa mengenal jati dirinya.
"Situs itu perlu dijaga karena sejarah adalah sebuah peradaban masa lalu," kata dia.
Adli menambahkan, bila sejarah Aceh dipahami dengan baik, nilai-nilai kebaikan para pejuang Aceh akan tertanam dalam kehidupan berbangsa dan masyarakat.
"Selama ini ada pihak-pihak tertentu yang ingin melenyapkan sejarah asli Aceh dan mereka ingin menampilkan sejarah baru padahal yang mereka kampanyekan itu tidak jelas," nilainya.
Sejarah Samudara Pasai, kata Adli, banyak yang belum tereksplorasi padahal itu awal dari peradaban Islam dan sejarah keluarga Jamalullaid yang pernah menjadi Sultan Aceh.(*)