Denpasar (Antaranews Bali) - Alfamart sebagai salah satu jaringan ritel terbesar di Indonesia, menjalankan program Alfamart Class yang bekerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) untuk mencetak calon tenaga kerja yang benar-benar siap bekerja di industri, khususnya ritel modern.
"SMK yang bekerja sama didominasi jurusan bisnis atau pemasaran karena sejalan dengan kurikulum ajar Alfamart Class," kata Corporate Affairs Director PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk, Solihin, di Denpasar, Rabu.
Ia mengatakan ritel modern merupakan salah satu industri padat karya, karena kebutuhan tenaga kerja di industri ritel setiap tahunnya cukup besar dan menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan untuk bisa terus memenuhinya.
"Namun keterampilan yang dimiliki seringkali tidak memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan, sehingga perusahaan harus memberikan banyak pelatihan sebelum menerjunkan tenaga kerja ini ke pekerjaannya. Ini tentunya membutuhkan waktu dan sejumlah biaya," kata Solihin.
Sejak 2009, Alfamart menjalankan program Alfamart Class yang bekerja sama dengan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan menyelaraskan kurikulum ritel, sekaligus memperluas pengetahuan para tenaga pengajar, karena Alfamart juga mentransfer ilmu kepada tenaga pengajar.
“Program pendidikan ini didesain khusus untuk memenuhi kualifikasi kebutuhan SDM Alfamart, namun tetap mengacu pada peraturan pendidikan nasional yang ada, yakni Kurikulum Nasional 2013 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)," ucapnya.
Pihaknya membekali siswa dengan berbagai kompetensi seperti pengetahuan produk, penjualan, transaksi dan administrasi keuangan, persediaan produk, pelayanan pelanggan, prosedur kerja, hingga kerja sama tim. "Pengetahuan tersebut bisa langsung dipraktekkan di business center yang kami sediakan di sekolah-sekolah juga pada saat prakerin," ujar Solihin.
Program "Alfamart Class" itu semakin lengkap dengan adanya "Business Center" atau Laboratorium Ritel yang dihibahkan perusahaan sebagai media praktek belajar siswa di sekolah, serta program Praktek Kerja Industri (Prakerin) yang bisa memberikan pengalaman praktis bagi siswa di dunia kerja.
Pada Agustus 2017, Alfamart bersama Direktorat Pembinaan SMK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sempat menandatangani Nota Kesepahaman agar Alfamart Class juga bisa diterapkan di SMK-SMK yang belum bekerja sama. Alfamart Class sendiri hingga 2018 telah diimplementasikan di 193 SMK di 116 kota/kabupaten di Indonesia.
"Setelah lulus, siswa Alfamart Class bisa langsung bergabung dengan perusahaan kami. Selain itu, mereka juga bebas memilih untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi atau membuka usaha ritel secara mandiri," kata Solihin.(*)