Jakarta, (Antaranews Bali) - Pertemuan Tahunan Dana Moneter International (IMF) dan Bank Dunia (WB) yang akan diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada 8-14 Oktober 2018 diharapkan memberikan manfaat ekonomi dari sisi pariwisata.
Pariwisata telah dipandang oleh pemerintah sebagai sektor yang potensial untuk memperkuat cadangan devisa dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi global.
Sebagaimana diketahui, pariwisata adalah penyumbang devisa ketiga setelah kelapa sawit dan batu bara. Dengan menyumbang devisa, maka dapat langsung bisa mengurangi defisit transaksi berjalan.
Bank Indonesia mencatat jumlah cadangan devisa Indonesia berkurang 400 juta dolar AS menjadi 117,9 miliar dolar AS pada akhir Agustus 2018, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan pada akhir Juli 2018 yang sekitar 118,3 miliar dolar AS.
Cadangan devisa banyak digunakan untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah dan stabilisasi nilai tukar rupiah yang kerap tertekan guncangan akibat dinamika ekonomi global.
Bank Indonesia juga menyebutkan perolehan devisa dari sektor pariwisata pada 2019 ditargetkan 17,6 miliar dolar AS atau naik dari pencapaian pada 2017 sebesar 14 miliar dolar AS, dengan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) minimal 20 juta orang.
Panitia Nasional Pertemuan Tahunan IMF-WBG 2018 memperkirakan 19.800 peserta dari 189 negara akan hadir di Bali. Jumlah peserta tersebut terdiri atas 5.050 delegasi (5.000 mancanegara dan 50 domestik) serta 14.750 nondelegasi (13.000 mancanegara dan 1.750 domestik).
Estimasi tambahan jumlah pengunjung dari luar Bali, baik wisman maupun lokal sekitar 19.800 orang. Pertumbuhan wisman juga diprediksi akan lebih tinggi karena adanya Pertemuan Tahunan IMF-WB.
Rata-rata lama tinggal para peserta diperkirakan sembilan hari, terhitung sejak dua hari sebelum tanggal pelaksanaan hingga satu hari setelahnya.
Peserta diharapkan tidak hanya mengikuti agenda Pertemuan Tahunan IMF-WB, akan tetapi juga bertamasya di destinasi sekitar lokasi pelaksanaan pertemuan.
Sejumlah destinasi wisata yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan baik sebelum maupun setelah pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WB, antara lain Bali, Mandalika, Labuan Banjo, dan Banyuwangi.
Bali yang menjadi lokasi penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB 2018, telah dianggap sebagai destinasi pariwisata kelas dunia yang ramai dikunjungi wisatawan.
Salah satu daya tarik terbaru di "Pulau Dewata" itu adalah patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Desa Ungasan, Kabupaten Badung, yang pembangunannya diprakarsai seniman Nyoman Nuarta.
Patung Garuda Wisnu Kencana tercatat memiliki tinggi 121 meter atau total 271 meter jika dihitung dari permukaan laut. Pada Pertemuan IMF-WB, lokasi ini direncanakan menjadi tempat gala dinner delegasi.
Selain itu, salah satu destinasi wisata yang menarik terutama bagi wisman adalah Ubud di Kabupaten Gianyar. Dengan jarak sekitar 23 kilometer ke arah utara Denpasar, Ubud menawarkan wisata kebudayaan dan alam yang menakjubkan.
Wisatawan dapat mengunjungi Ubud Monkey Forest dan objek wisata persawahan Tegalalang ataupun sekadar berbelanja dan menikmati makanan tradisional di pasar tradisional.
Penggemar kopi juga tidak boleh melewatkan kunjungannya ke sejumlah kafe yang banyak tersebar di Ubud. Pengunjung tentu disarankan untuk menikmati kopi lokal, salah satunya Bali Kintamani.
Tidak berselang lama setelah penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-WB, acara Ubud Writers and Readers Festival akan digelar pada 24-28 Oktober 2018.
Festival rutin tahunan tersebut akan menghadirkan sejumlah pembicara dari dalam dan luar negeri, di antaranya Yenny Wahid, Ndaba Mandela, Garin Nugroho, dan Susi Pudjiastuti
Mandalika merupakan kawasan wisata yang berada di Nusa Tenggara Barat (NTB), tepatnya di bagian selatan Pulau Lombok. Lokasi ini sedang masif dibangun untuk menyaingi Bali.
Dengan jarak 18 kilometer dari Bandara Internasional Lombok, Mandalika telah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menawarkan wisata bahari.
Wisatawan dapat mengunjungi Pantai Kuta Lombok, Pantai Seger, Pantai Serenting, Bukit Merese, maupun Batu Payung untuk menyaksikan pemandangan Samudera Hindia.
Di sisi barat kawasan wisata Mandalika juga terdapat Pantai Gerupuk. Pantai ini dapat menjadi pilihan wisatawan yang ingin berselancar.
Apabila ingin menikmati wisata budaya, pengunjung juga dapat menyambangi Desa Adat Sade untuk melihat rumah Suku Sasak atau membeli kain tenun khas Lombok.
Tentang Labuan Bajo, penyelenggaraan "Sail Komodo" menjadi salah satu alasan kawasan wisata di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur itu, menjadi primadona pariwisata.
Selain menawarkan pemandangan bahari dan bawah laut yang indah, di Labuan Bajo juga terdapat hewan karnivora, Komodo, yang merupakan spesies reptil purba. Satwa itu hanya ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami.
Beberapa destinasi wisata lain di kawasan Labuan Bajo, antara lain Kampung Melo, Cancar di Manggarai, Goa Batu Cermin, dan Cunca Wulang.
Labuan Bajo dapat diakses, baik melalui jalur laut maupun udara. Dari Bali, wisatawan dapat memilih jalur udara, dari Bandara Ngurah Rai maupun jalur laut dari Pelabuhan Benoa.
Salah satu paket wisata yang banyak dipilih wisatawan adalah jelajah Pulau Komodo dan Flores menggunakan kapal melalui jalur laut selama kurang lebih satu minggu perjalanan.
Banyuwangi terletak di sebelah barat Pulau Bali. Akses penyeberangan menuju Banyuwangi dapat ditempuh dari Gilimanuk, Taman Nasional Bali Barat, dan Pelabuhan Benoa. Wisatawan harus menyewa kapal apabila berangkat dari Taman Nasional Bali Barat atau Pelabuhan Benoa.
Destinasi wisata unggulan Banyuwangi, antara lain Pantai Plengkung (G-Land) yang digemari pecinta selancar, melihat "blue fire" di Kawah Ijen, Taman Nasional Baluran dengan sabananya yang luas, dan Jawatan Penculuk yang sedang naik daun.
Tidak hanya itu saja, beberapa destinasi lain yang juga patut dikunjungi ketika berada di Banyuwangi adalah Pantai Pulau Merah, Pantai Bangsring Underwater, dan Kalibaru.
Banyuwangi juga dikenal memiliki banyak agenda dan kegiatan yang selalu dipublikasikan oleh pemeritah daerah setempat.
Setidaknya, terdapat tiga festival yang berdekatan dengan tanggal pelaksanaan Pertemuan Tahunan IMF-WB, yaitu Festival Perahu Hias (6-7 Oktober), Coffee Processing Festival (16-17 Oktober), dan Festival Gandrung Sewu (20 Oktober). (WDY)