Denpasar (Antaranews Bali) - Anggota DPR RI IG Agung Putri Astrid Kartika mengharapkan mahasiswa dapat membumikan Pancasila sebagai produk ideologi asli bangsa Indonesia dan jangan hanya diasingkan sebagai sebuah pengetahuan yang harus dipelajari.
"Tetapi jadikan Pancasila sebagai sebuah nilai yang harus digali ke dalam diri masing-masing anak bangsa yang diimplementasikan melalui tindakan-tindakan nyata," kata legislator yang akrab dipanggil Gung Putri itu, di Kampus Unhi Denpasar, Senin.
Saat menyampaikan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan bertajuk "Menjaga Taksu Bali" di Kampus Unhi Denpasar, ia pun mengajak seluruh warga negara Indonesia jangan terpengaruh dengan bermacam-macam versi Pancasila yang hanya membuat keretakan.
"Selama ini 'kan Pancasila itu dilihat sebagai sebuah benda, kemudian diteropong ari arah utara, timur, barat, selatan. Jangan lakukan itu. Tetapi, refleksikan Pancasila sebagai nilai untuk mengukur tindakan kita, apakah sudah sesuai atau melenceng dari Pancasila itu sendiri. Pancasila itu nilai-nilai kebersamaan dalam keragaman, Pancasila itu nilai-nilai keadilan dalam kemajemukan," ujarnya.
Menurut Gung Putri, jika Pancasila dianggap sebatas sebagai ilmu pengetahuan, maka cenderung membosankan dan generasi muda khsusnya, tidak akan tertarik untuk mendengarkan.
Ia mengaku punya kiat tersendiri dalam menyajikan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, yakni dengan menyesuaikan tema dengan isu terhangat di tengah masyarakat. "Kemarin waktu erupsi Gunung Agung, kami singgung tema Pancasila dalam konteks penanganan bencana. Begitu seterusnya, menyesuaikan," ucapnya.
Sementara itu, Rektor Unhi yang diwakili akademisi Kadek Satria menjelaskan, pihaknya sengaja mengundang ratusan peserta didik semester akhir yang sedang menjalankan tugas Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kecamatan Banjarangkan, Klungkung sebagai peserta Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan, dengan harapan mereka mampu membumikan nilai-nilai Pancasila di tempat KKN selama satu bulan ke depan.
Mahasiswa adalah "agen of change' yang menjadi garda terdepan setiap lini pembangunan bangsa, termasuk menjaga ideologi Bangsa Indonesia. "Ideologi jika dipahami tiu sangat penting. Bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika sebuah bangsa kehilangan ideologinya," ucapnya.
Satria menyayangkan akhir-akhir ini banyak generasi muda yang tidak hafal isi dari Pancasila. Menurutnya, hal ini adalah salah satu ciri terjadi degradasi ideologi yang harus ditangani dengan cepat.
"Pancasila saja tidak hafal, apalagi nilai-nilainya. Jadi kami mengapresiasi dan berharap kegiatan semacam ini makin sering dilakukan. Mahasiswa adalah ujung tombak bangsa ini. Apalagi Bu Gung Putri duduk di Komisi VIII yang membidangi agama dan budaya, sangat relevan dalam hal ini," ujarnya. (ed)