Denpasar (ANTARA) - Siswa dan guru pendamping asal Kalimantan Timur dalam program "Siswa Mengenal Nusantara" (SMN 2018) di Bali mengaku banyak belajar tentang toleransi antarumat beragama selama mengikuti program itu pada 12-20 Agustus.
"Selama kita di Bali paling terkesan adalah toleransi antaraumat beragama. Padahal mayoritas penduduk di Bali adalah beragama Hindu. Saat berkunjung ke rumah orang tua angkat di Puri Blahbatuh, saya disiapkan sarana prasarana ibadah oleh orang tua angkat," kata Guru Pendamping SMN asal Kalimantan Timur, Heri Sucipto, saat penutupan SMN 2018 di Denpasar, Minggu malam.
Selain itu, menurut dia, selama di Bali, peserta SMN asal Kalimantan Timur seperti diperlakukan tamu kehormatan dengan menggunakan bus mewah dengan pengawalan satu unit tim Palang Merah Indonesia (PMI).
Hal senada juga disampaikan Dinar peserta SMN asal Kalimantan Timur mengaku terkesan ketika diajak berkunjung ke kawasan tempat ibadah Puja Mandala di kawasan Nusa Dua, Bali.
"Kami diajak berkunjung ke tempat ibadah Puja Mandala yang merupakan kawasan tempat ibadah semua agama di Indonesia. Disana kami bersembahyang bersama sesuai keyakinan masing-masing," ujarnya.
Selanjutnya, ketika berkunjung ke orang tua angkat di Puri Blahbatuh sekaligus diajarkan adat dan budaya Bali dengan suasana penuh kekeluargaan.
Guru pendamping siswa difabel asal Kalimantan Timut, Sudarmawan, juga mengaku sangat terkesan dengan pengalaman selama di Bali bersama ketiga siswanya yang tuna rungu itu.
"Biasanya siswa difabel pergaulannya dengan komunitas difabel juga. Jadi, selama di Bali memberikan pengalaman yang berbeda untuk ketiga siswa difabel SMN ini. Semua siswa sangat senang bisa bergaul dengan siswa difabel dan saling berbagi pengalaman," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua Pelaksana BUMN Hadir Untuk Negeri Provinsi Bali tahun 2018, Wiwik Prihatini, mengatakan program SMN yang merupakan salah satu rangkaian dalam "BUMN Hadir untuk Negeri" itu bisa memberikan pendidikan baru untuk peserta.
"Apa yang didapat selama di Bali bisa diaplikasikan dan dikembangkan di Kalimantan Timur. Apa yang jelek yang ditemukan di Bali jangan dibawa ke kampung halamannya, tapi apa yang positif sampaikan kepada semua orang," ujarnya.
Selain menyampaikan kesan dan pengalamannya hingga larut malam, peserta juga mempersembahkan tarian khas Suku Dayak kepada hadirin dari Pemprov, Kodam V/Brawijaya, BUMN di Bali, dan sebagainya.
Terkait berakhirnya program "Siswa Mengenal Nusantara" (SMN) 2018 di Bali pada 12-20 Agustus 2018 dalam agenda Sinergi BUMN untuk rangkaian kegiatan "BHUN" (BUMN Hadir Untuk Negeri) itu, LKBN Antara Biro Bali menerima Piagam Penghargaan (6/9) atas penugasan untuk Antara yakni melakukan koordinasi media (peliputan), menjadi narasumber pelatihan jurnalistik, dan menghadirkan narasumber motivasi psikologi/kepenulisan buku. (*)
Peserta SMN Kaltim belajar toleransi di Bali
Senin, 20 Agustus 2018 9:32 WIB
Selama kita di Bali paling terkesan adalah toleransi antaraumat beragama. Padahal mayoritas penduduk di Bali adalah beragama Hindu. Saat berkunjung ke rumah orang tua angkat di Puri Blahbatuh, saya disiapkan sarana prasarana ibadah oleh orang tua ang