Denpasar (Antara Bali) - Selama Juni 2011, wisatawan mancanegara yang berlibur ke Bali rata-rata menggunakan fasilitas hotel berbintang selama 3,46 hari, lebih lama dibandingkan bulan sebelumnya 3,27 hari.
Sementara wisatawan dalam negeri yang menggunakan fasilitas serupa rata-rata hanya selama 3,23 hari, sehingga lebih rendah dari rata-rata masa menginap wisman, kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Ir Gede Suarsa, MSi di Denpasar, Sabtu.
Meski begitu, katanya, rata-rata lama waktu menginap wisatawan domestik selama Juni tersebut meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang rata-rata tercatat 3,15 hari.
Sedangkan untuk rata-rata lama menginap gabungan wisatawan dalam dan luar negeri selama Juni tersebut tercatat 3,39 hari, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 3,15 hari.
Sementara tingkat penghunian kamar (TPK) hotel berbintang di Bali selama Juni 2011 rata-rata 70,47 persen, meningkat 7,57 persen dibanding okupansi bulan sebelumnya yang hanya 62,90 persen.
Peningkatan okupansi kamar hotel tersebut erat kaitannya dengan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara maupun wisatawan dari berbagai daerah di Indonesia.
Gede Suarsa menambahkan, Bali selama bulan Juni 2011 menerima kunjungan wisman sebanyak 245,652 orang, meningkat 7,72 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya 228,045 orang, atau bertambah 17,50 persen dibanding bulan sebelumnya 209.058 orang.
Wisman yang menginap di hotel berbintang di kawasan wisata Sanur, Kota Denpasar tercatat paling lama, yakni rata-rata mencapai 3,70 hari, disusul Kabupaten Badung, termasuk Kuta dan Nusa Dua selama 3,43 hari, Tabanan 3,10 hari, Gianyar, termasuk Ubud 2,51 hari, Karangasem 2,44 hari dan Buleleng 2,69 hari.
Sementara wisatawan dalam negeri yang menggunakan fasilitas hotel berbintang paling lama menginap di wilayah Kabupaten Badung yakni 3,84 hari, disusul Buleleng 3,16 hari, Denpasar 2,33 hari, Gianyar 2,03 hari dan Karangasem 1,03 hari.
Sedangkan tiga kabupaten lainnya yang meliputi Jembrana, Bangli dan Klungkung hingga kini belum memiliki fasilitas hotel berbintang, kecuali hotel non bintang, terutama berupa rumah penginapan.
Keberadaan vila yang fasilitasnya menyamai hotel berbintang dengan lokasi tersebar di pedesaan, terutama di perkampungan seniman Ubud, Kabupaten Gianyar, dan sejumlah daerah lainnya, diperkirakan berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar hotel berbintang.
Pembangunan vila umumnya ditata sedemikian rupa di tepi jurang atau hamparan lahan yang cukup luas dengan penataan lingkungan yang apik, hijau dan lestari.
Suasana alam pedesaan yang demikian itu belakangan ini banyak diminati wisatawan mancanegara yang berlibur ke Pulau Dewata.(*)