Denpasar (Antaranews Bali) - Pemerintah Kota Denpasar melalui Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Ida Bagus Alit Wiradana menginginkan kehadiran badan usaha milik desa (Bumdes) mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Bumdes di Kota Denpasar sudah berjalan dengan baik. Dari 27 desa dan 16 kelurahan, telah beroperasi 11 Bumdes pada tahun 2017, dan pada tahun ini beroperasi lagi tiga Bumdes," kata Wiradana di Denpasar, Bali, Rabu.
Alit Wiradana mengatakan perkembangan Bumdes dalam percepatan pembangunan desa, seperti tertuang dalam amanah Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2016 dan ditindaklanjuti sesuai instruksi Wali Kota Denpasar, seluruh desa/kelurahan untuk membentuk badan usaha milik desa (Bumdes).
"Kondisi alam dan sosial Kota Denpasar sebagian besar wilayah perkotaan yang tidak memiliki hutan, sumber air maupun pertambangan seperti di daerah lainnya. Jadi perlu kreativitas dan inovasi untuk mengembangkannya. Hasilnya ada pada pemanfaatan teknologi tepat guna dimana kegiatan ekonomi produktif ikut menjadi solusi permasalahan yang muncul di perkotaan," ujarnya.
Lebih lanjut Alit Wiradana mengatakan seperti di kota-kota besar lainnya, pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang kompleks di Kota Denpasar.
"Disinilah peran Bumdes diarahkan sebagai solusi. Kepala Desa bersama seluruh komponen masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya berinovasi. Salah satunya dengan operasional bank sampah dapat mengelolanya. Sampah yang dulu dimusuhi kini dapat berkontribusi positif termasuk didalamnya menampung tenaga kerja.
"Seperti di Bumdes Sima Sari Dana, Desa Kesiman Petilan yang kini telah menampung 50 tenaga kerja. Inovasi pemerintah desa dan masyarakat ini sinergi menciptakan inovasi kegiatan produktif pengelolaan sampah menjadi berbagai produk bernilai ekonomis tinggi. Semoga Bumdes ini ke depannya dapat menjadi pusat pemasaran berbagai produk dan terus dikembangkan dimasa depan," ujarnya.
Kepala Biro Humas dan Kerjasama Sekretariat Jenderal Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi, Dr Eng Bonny Prasetya didampingi Kasubdit Perdagangan Desa Andre Hikwanul Lubis mengapresiasi langkah inovatif yang telah dilakukan masyarakat Desa Kesiman Petilan dengan Bumdes Sima Sari Dana.
"Apa yang kami dapat pelajari disini adalah bagiamana metode pengelolaan sampah dapat dikembangkan sedemikian rupa, dan hal ini sangat layak untuk menjadi standar bagi Bumdes di sekitarnya bahkan bisa diterapkan di tingkat regional maupun nasional," katanya.
Ketua Bumdes Sima Sari Dana, Gusti Ketut Sima mengatakan Bumdes Sima Sari Dana Desa Kesiman Petilan ini beroperasi sejak diluncurkan pada Pebruari 2018.
Tujuan pendirian Bumdes ini agar masyarakat bisa mandiri yang bisa diukur dari pendapatan asli desa. Bumdes ini mengoperasikan pemungutan sampah, bank sampah, produksi kompos organik, biobriket (Pelet) pengganti batubara, pertanian hidroponik serta pengadaan pelatihan.
"Produksi kompos organik telah berjalan sepenuhnya, ke depan kami telah menyiapkan pengolahan biobriket (Pelet) sebagai pengganti penggunaan batubara. Bahan dasarnya berasal dari sampah organik sisa saringan dari bahan pembuatan kompos organik itu," katanya.(WDY)
Pemkot Denpasar inginkan Bumdes tingkatkan perekonomian masyarakat
Rabu, 25 Juli 2018 21:35 WIB