Denpasar (Antaranews Bali) - Media sosial pada era globalisasi makin berkembang, sehingga sebagian masyarakat beranggapan media sosial itu sama dengan media arus utama yang mengikuti kode etik jurnalistik, kata Ketua PWI Cabang Bali I Gusti Made Dwikora Putra.
"Masyarakat beranggapan bahwa media yang dikerjakan oleh wartawan sama dengan media sosial (medsos), seperti `Facebook` dan `Instagram` yang dibuat warganet. Padahal sebenarnya sangat berbeda jauh, sebab medsos tak mengikuti kode etik jurnalistik," ujarnya pada acara diskusi media di Denpasar, Bali, Rabu.
Ia mengatakan informasi yang dimuat di medsos cepat, karena apa yang didapat oleh warganet langsung diunggah secepatnya di media sosial. "Sedangkan berita yang dibuat oleh wartawan berdasarkan fakta dan harus melakukan cek dan `re-cek` terhadap kebenaran sumber berita tersebut, apalagi jumlah wartawan dengan warganet itu sangat berbeda jauh," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Bali Made Mangku Pastika mengharapkan pekerja pers untuk selalu memperhatikan kaidah jurnalistik. "Wartawan harus cermat dengan berita yang dibuatnya. Karena dengan pemberitaan tersebut akan berdampak kepada masyarakat. Contohnya waktu pertama kali Gunung Agung erupsi. Di medsos begitu hebohnya informasi dan gambar gunung meletus. Padahal foto itu bukan Gunung Agung. Dampaknya warga masyarakat di lereng gunung lari ketakutan. Itu jelas berita bohong," ucapnya.
Ia mengatakan peran media daring dan cetak untuk dapat memberitakan sesuai dengan fakta, selain juga memikirkan dampak sosial ke depannya dari suatu berita yang dibuat.
"Sebagian besar masyarakat Bali hidup dari sektor pariwisata, yang mana sektor tersebut membutuhkan keamanan daerah. Jika kondisi daerah tidak aman maka wisatawan pun akan mengurungkan keinginannya ke Pulau Dewata," ucapnya.
Ia mengharapkan menjelang kegiatan Pertemuan Bank Dunia (IMF) pada Oktober mendatang, maka peranan media sebagai besar dalam memberi informasi yang positif terhadap masyarakat, sehingga Bali tetap aman dan kondusif.
"Hajatan internasional tersebut merupakan momentum bagi Bali dan bangsa Indonesia, karena itu kami berharap semuanya harus menjaga situasi tersebut aman dan kondusif," katanya. (WDY)
PWI : masyarakat beranggapan medsos sama dengan media
Rabu, 25 Juli 2018 16:31 WIB