Denpasar (Antara Bali) - Film berjudul "Di Balik Frekuensi" yang diputar di Bentara Budaya Bali (BBB), Minggu (7/4) mengungkapkan sepenggal kisah kepentingan sejumlah pemilik media televisi nasional yang menggunakan fasilitas publik, namun tidak memberikan manfaat kepada masyarakat.
"Film ini mengungkapkan, bagaimana frekuensi publik saat ini digunakan oleh pemilik media demi kepentingan politik dan bisnis yang jauh dari kepentingan publik," kata Ucu Agustin, sutradara film "Di Balik Frekuensi" dalam keterangan pers yang dikirimkan oleh Putu Aryastawa, staf budaya BBB, Jumat.
Setelah pemutaran film berdurasi 144 menit itu dilanjutkan diskusi bersama Luviana (pemain) dan Edo Wulia (penggiat film, Minikino Denpasar).
Pada film tersebut Ucu Agustin berkolaborasi dengan produser Ursula Tumiwa, yang dikenal melalui film "Generasi Biru" dan "Metamorfoblous". (*/M038)
"Di Balik Frekuensi" Ungkap Kepentingan Media
Jumat, 5 April 2013 8:55 WIB