Denpasar (Antara Bali) - Bali Village Association sebagai koordinator promosi pariwisata, memastikan mulai 2012 memisahkan diri dari program serupa yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Wakil Ketua Bali Village Association Herdy Sayoga di Sanur, Kota Denpasar, Jumat mengatakan, kegiatan promosi bukan semata-mata meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, melainkan mampu memberikan pelayanan yang beragam atau memiliki nilai tambah.
Nilai tambah itu seperti adanya kemasan berwisata menarik ketika tamu mancanegara berkunjung ke Bali, sehingga mereka merasakan sesuatu yang spesial, katanya.
Pada rapat tahunan Bali Village Association itu, ia mengatakan, industri-industri yang selama ini ikut dalam promosi bersama pemerintah menyatakan kecewa.
Kekecewaan tersebut mulai dari jadwal yang "last minutes" atau ditetapkan mendadak, ketersediaan anjungan promosi yang kurang memadai, hingga koordinasi yang kurang bagus.
"Mulai tahun depan kami akan melakukan promosi pariwisata tersendiri atas nama Bali. Kita memesan anjungan sendiri. Memang biayanya akan lebih mahal, namun itu akan memberikan hasil yang jauh lebih baik," kata Herdy Sayoga.
Menurutnya, kegiatan promosi adalah suatu kebutuhan yang harus dilakukan, sehingga tersedia atau tidak fasilitas kegiatan tersebut harus tetap diupayakan secara maksimal.
Dikatakan, selama periode 2011, Bali Village Association memiliki 19 agenda. Di antaranya Workshop German Market, Workshop USA Market, Fam Trip French Media, Trade Show ITB Berlin, Sales Mission German, workshop Website, workshop European Market, Partnership SQ Anniversary, Fam Trip USA Media, Fam Trip New York Table Top.
Selain itu, juga ada kegiatan Workshop Asia Market, Sales Misson Australia, Consumer Show Bali in Batam Mall, Sales Mission USA, Annual Meeting, Sales Mission Australian, Trade Show ITB Asia dan Trade Show WTM London.
"Ada tiga agenda yang belum kami lakukan di antaranya Sales Mission Australia di Perth Melb, Sydney, Trade Show ITB Asia dan Trade Show WTM London," kata Herdy Sayoga.
Dalam Sales Mission Australia di Perth Melb, Sydney, Bali Village tidak lagi bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia. Asosiasi yang membawa industri pariwisata Bali, terutama para anggota, dengan menyewa tempat tersendiri.
"Kami bukan bermaksud memisahkan diri dari Kemenbudpar. Namun ini lebih sebagai wujud mengakomodir keinginan anggota yang akan ikut serta dalam promosi nanti," ucapnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Badung Cok Raka Darmawan menyatakan dukungan terhadap upaya Bali Village Association mempromosikan pariwisata Bali.
Pihaknya berjanji untuk melibatkan asosiasi tersebut dalam setiap kegiatan promosi pariwisata yang diselenggarakan Pemerintah Kabupaten Badung.
Pemkab Badung sangat mendukung program Bali Village dalam mempromosikan pariwisata daerah ini. "Kegiatan ini sangat penting dalam upaya meningkatkan kepariwisataan Pulau Dewata, karena tidak sedikit dari warga asing yang belum mengenal Bali," ucapnya.
Dikatakan, Kabupaten Badung hanya melakukan promosi ke luar negeri tiga kali dalam setahun dengan menggandeng Bali Village. Hal itu diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bali, khususnya ke Kabupaten Badung.
"Bali khususnya Badung, hanya mengandalkan sektor pariwisata dalam meningkatkan pendapatan. Karena itu upaya promosi sangat penting," kata Cok Darmawan menegaskan.(*)