Denpasar (Antaranews Bali) - PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, menyebutkan proyek pengembangan apron timur di bandara itu sudah mencapai 54 persen yang ditargetkan rampung sebelum berlangsungnya pertemuan IMF dan Bank Dunia, Oktober 2018.
"Kami optimistis akan selesai sesuai target," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim di Denpasar, Minggu.
Menurut dia, proyek pengembangan tempat parkir pesawat yang masuk paket II itu dikerjakan oleh kontraktor BUMN Nindya Karya.
Pengerjaan proyek apron timur itu merupakan yang paling mendekati rampung meski di saat yang sama juga dilakukan pemindahan lahan pengelolaan limbah di sebelah selatan bandara.
Selanjutnya, proyek perluasan apron di sebelah barat bandara yang dilakukan dengan cara mengurug lahan perairan seluas sekitar enam haktare saat ini sudah mencapai 22 persen.
Pengurugan lahan perairan yang masuk paket I itu baru bisa dilaksanakan setelah pihaknya mendapatkan persetujuan melaksanakan reklamasi per 18 Mei 2018.
Saat ini sejumlah petugas dan alat berat dikerahkan untuk mengejar penyelesaian pematangan lahan yang dikerjakan oleh kontraktor BUMN Perseroan Terbatas Pembangunan Perumahan (PP) Tbk.
Pengurugan lahan seluas enam hektare itu merupakan proyek jangka pendek untuk menambah lahan apron pesawat menjelang pertemuan IMF dan Bank Dunia dari sekitar 48 hektare lahan yang rencananya akan diurug untuk kepentingan jangka panjang.
Untuk Paket III yakni pembangunan gedung VIP I dan VIP II yang dikerjakan oleh kontraktor Amarta Karya (Amka) saat ini proses pengerjaannya sudah mencapai 38 persen.
Sejumlah fasilitas lainnya juga direlokasi sebagai imbas pengembangan apron barat dan timur di antaranya pembangunan markas Pangkalan Udara Ngurah Rai dan pembangunan sarana pengelolaan limbah yang menelan anggaran total seluruhnya mencapai sekitar Rp2,2 triliun. (ed)