Serang (Antara Bali) - Pemprov Banten mengusulkan kawasan wisata Pantai Tanjung Lesung di Kabupaten Pandeglang menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) pariwisata, mengingat potensi daerah tersebut sangat strategis dikembangkan guna mempercepat pembangunan pariwisata.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Banten Egi Djanuiswaty di Serang, Jumat mengatakan, usulan KEK pariwisata yang diajukan sejumlah pemerintah daerah di Indonesia sebanyak 60 titik, termasuk satu di antaranya Tanjung Lesung yang diusulkan Pemprov Banten.
"Kami masih menunggu kepastian pemerintah pusat karena sampai saat ini belum diputuskan daerah mana saja yang akan dijadikan KEK pariwisata tersebut. Kami berharap Tanjung Lesung bisa masuk menjadi salah satunya," katanya.
Menurut dia, pengusulan KEK pariwisata tersebut harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Pengusulan Kawasan Ekonomi Khusus.
Usulan yang disampaikan pemerintah daerah harus memenuhi syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan pemerintah pusat melalui dewan nasional kawasan.
"Kami sedang berusaha untuk memenuhi syarat dan ketentuan itu. Ada 18 dokumen yang dibutuhkan, hampir semuanya sudah terpenuhi," kata Egi.
Ia mengatakan, luas area wisata di Tanjung Lesung yang akan diusulkan untuk pengembangan KEK pariwisata mencapai 1.500 hektare, ditambah beberapa hektare sebagai zona penunjangnya.
Selain karena memiliki potensi yang bagus, kata Egi, pemprov mengusulkan Tanjung Lesung menjadi KEK pariwisata dalam upaya meningkatkan ekonomi di wilayah Banten selatan meliputi Kabupaten Lebak dan Kabupaten Pandeglang. Sehingga diharapkan kesenjangan ekonomi antara wilayah utara dan selatan bisa teratasi.
Sementara itu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten Achmad Sari Alam mengatakan, pihaknya siap mendukung usulan tersebut sepanjang untuk kepentingan dan kemajuan pariwisata Banten.
Namun demikian, Pemprov Banten juga diminta berkomitmen untuk membangun infrastruktur jalan dan penerangan jalan umum (PJU), sehingga akses menuju kawasan wisata menjadi nyaman.
"Jika pembenahan infrastruktur jalan tidak dilakukan, pengembangan pariwisata di Banten sulit untuk dilakukan," kata Ahmad Sari Alam.(*)